Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan niat petani meningkatkan eksistensinya. Kali ini, petani kacang ijo asal Gresik mengekspor komoditasnya ke negara Filipina. Tahap awal ada tiga kontainer atau 75 ton yang dikirim ke negara tersebut.
“Minggu berikutnya kami juga akan mengekspor tiga kontainer, atau setara 40 ton ke negara sama. Totalnya sesuai kontraknya dengan importir Filipina ada 1.000 ton kacang ijo yang diekspor ke sana,” ujar Sumanto selaku eksportir yang juga pemilik Agro Tani Sukses Sejahtera di Desa Metatu, Kecamatan Benjeng, Gresik, Sabtu (6/06/2021).
Diakui Sumanto, alasan diekspor ke Filipina karena permintaan di negara kawasan Asean itu sangat tinggi selain juga di negara China.
“Memasuki musim panas seperti sekarang sangat cocok buat menanam tanaman kacang ijo asal kualitasnya bagus,” tuturnya.
Ia menambahkan, selama ini kebutuhan kacang ijo secara nasional 1,2 juta ton. Jumlah tersebut masih kalah dibanding negara Myanmar yang mampu memproduksi 4 hingga 5 juta ton.
“Permintaan kacang ijo masih sangat besar. Untuk itu, petani tak usah kuatir bagaimana menjualnya. Kami siap membelinya Rp 14 ribu perkilo. Kalaupun harga di pasaran naik kita juga mengikuti harga pasar,” imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian (Distan) Eko Anindhito Putro mengatakan, Gresik memilii lahan varietas bagus untuk tanaman kacang ijo. Berdasarkan catatan di instansinya rata-rata petani mampu menghasilkan 1,4 ton.
“Kami memiliki luas lahan 1.100 hektar. Sedangkan daerah penghasil kacang ijo tersebar di daerah Kecamatan Benjeng, Kedamean, dan Bungah serta Kecamatan Panceng,” katanya.
Wabup Gresik Aminatun Habibah (Bu Min) yang turut menyaksikan ekspor perdana petani kacang ijo asal Gresik menyatakan ini kesempatan bagi petani untuk memperbanyak produksinya.
“Petani tidak perlu kuatir lagi karena sudah ada yang membeli. Ke depan bagaimana untuk meningkatkan produksi dari 1,4 ton menjadi 2 ton. Pemkab siap mensupportnya supaya petani kacang ijo lebih bersemangat lagi,” pungkasnya.