INIGRESIK.COM – Gresik, sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, terkenal dengan kekayaan sejarahnya yang mendalam. Salah satu situs bersejarah yang menarik perhatian adalah Sumur Tangsi Timur, yang terletak di Jalan Basuki Rahmat. Sumur ini bukan hanya sekadar sumber air bersih saja, namun juga merupakan saksi bisu dari perjalanan panjang sejarah pertahanan militer saat itu dan juga sebagai sumber Perusahaan Air zaman Belanda
Asal Usul Sumur Tangsi Timur
Sumur Tangsi Timur memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan masa penjajahan Belanda di Indonesia. Sumur ini diyakini dibangun pada abad ke-19 ketika Gresik masih berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Pada masa itu, Gresik merupakan salah satu kota penting di Jawa Timur yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan kegiatan ekonomi.
Kris Aji, Budayawan Gresik menyampaikan bahwa sumur yang dibuat di jaman Belanda tersebut untuk kebutuhan wilayah Lodjie atau jika saat ini disebut PDAM.
Fungsi dan Peran Sumur dalam Konteks Sejarah
Pada masa penjajahan Belanda, sumur-sumur seperti Sumur Tangsi Timur tidak hanya berfungsi sebagai sumber air bersih, tetapi juga memiliki peranan strategis. Sumur ini berlokasi di area yang dulunya menjadi pusat aktivitas militer dan administratif, yakni Tangsi Timur, yang merupakan area markas militer Belanda. Sumur ini menyediakan kebutuhan air bagi tentara dan staf administrasi yang bertugas di markas tersebut.
Selain itu, sumur ini juga memiliki fungsi sosial dan ekonomi yang penting. Air dari sumur ini digunakan oleh masyarakat sekitar dan pedagang yang melintasi wilayah tersebut. Sebagai salah satu sumur utama di kawasan itu, Sumur Tangsi Timur berkontribusi pada kehidupan sehari-hari masyarakat Gresik pada masa lalu.
Desain dan Konstruksi
Sumur Tangsi Timur memiliki desain yang khas dan mencerminkan teknik konstruksi zaman kolonial. Sumur ini dibangun dengan teknik tradisional yang menggunakan batu bata dan semen untuk memastikan kekuatan dan daya tahan struktur. Bagian atas sumur dilengkapi dengan penutup berbahan logam yang berfungsi untuk melindungi sumber air dari kontaminasi.
“Sebetulnya ada empat sumur di wilayah kota. Yang lain ada di Alun-alun, satunya di Kampung Bor belakang sekolah Smanusa Gresik,” jelas Kris Aji, Budayawan Gresik menambahkan referensi dalam tulisan ini.
Pelestarian dan Makna Budaya
Saat ini, Sumur Tangsi Timur bukan hanya menjadi objek wisata sejarah, tetapi juga simbol pelestarian warisan budaya Gresik. Pemerintah daerah dan komunitas lokal berupaya menjaga dan merawat sumur ini agar tetap dalam kondisi baik. Upaya ini mencakup perawatan rutin dan pengawasan untuk memastikan bahwa sumur ini tetap bisa mengungkapkan cerita sejarah kepada generasi mendatang.
Sumur Tangsi Timur juga berfungsi sebagai pengingat akan masa lalu yang membentuk karakter dan identitas Gresik. Dengan adanya sumur ini, masyarakat dan pengunjung dapat lebih memahami bagaimana sejarah lokal berhubungan dengan perkembangan kota dan wilayah sekitarnya.
Kesimpulan
Sumur Tangsi Timur di Jalan Basuki Rahmat Gresik merupakan lebih dari sekadar struktur fisik; ia adalah saksi sejarah yang menceritakan kisah tentang masa penjajahan Belanda, kehidupan sehari-hari masyarakat Gresik, dan perkembangan kota. Sebagai bagian dari upaya pelestarian, sumur ini tetap berfungsi sebagai objek penting dalam memahami warisan sejarah dan budaya Gresik. Mengunjungi Sumur Tangsi Timur memberikan kesempatan untuk menyelami lebih dalam kisah-kisah masa lalu yang membentuk kota ini menjadi seperti sekarang.