Memasuki tugu Manyar belok kiri warga Gresik pasti sudah tahu ada Masjid jami Manyar yang dibangun megah saat ini. Kisah ini kami mulai dari sebuah lokasi yang tidak jauh dari Masjid, tepatnya disisi gang sebelah kiri. Ada sebuah rumah yang dipakai untuk membuka lapak. Tepatnya di Jalan KH Syahlan Manyar.
Beberapa botol diatas rak kayu terlihat berjejer, setiap pagi Haji Hadi begitu biasa disapa mengisi botol botol tersebut dengan bensin yang dibeli di POM tidak jauh dari rumahnya. Haji hadi menjual bensin eceran di samping rumahnya, tidak heran bila ada juga yang memanggil H. Shofwan Hadi POM.
Kisah ini diawali sekitar Mei 2005 saat baru saja melangsungkan pernikahan. Beliau belum memiliki usaha yang tetap hingga akhirnya sekitar bulan Oktober 2005, saat itu Indonesia mulai memasuki krisis ekonomi, salah satu saudara Haji Hadi bernama Fattah atau bisa masyarakat memanggiilnya Ustadz Fattah memberikan nasehat kepada Hadi yang saat itu belum memiliki usaha untuk membuka kios bensin.
Melalui istrinya yang juga masih hubungan adik dalam keluarga Ustadz Fatah menitipkan sejumlah uang untuk modal usaha suaminya yang tidak lain bernama Hadi, membuka sebuah usaha yang belum ada dikampung sana yaitu kios bensin tepat disamping masjid dan pinggir jalan kampung KH Syahlan.
Setelah melewati beberapa hari dan pekan, Ustadz Fatah kembali menanyakan kepada adiknya terkait usulan untuk berjualan Pertamini disamping rumahnya. Dan dijawab apa adanya ternyata masih belum memulai. Yaa dengan alasan yang sudah bisa ditebak yaitu karena malu.
Mendengar jawaban tersebut, Ustadz Fatah tidak tinggal diam dan membelikan beberapa botol dan derigen untuk segera memulai usaha tersebut. Dengan ancaman “tulung dijupuk botol karo derigene, nek gak dijupuk gak nang Manyar,” kurang lebih begitu pesan singkat untuk suaminya agar segera memulai.
Bertepatan dengan Krisis Ekonomi
Karena memang kondisi krisis ekonomi dan menurut informasi ada kenaikan harga BBM, nasehat kakaknya tersebut segera dilaksanakan dengan berat hati awalnya. Sejak itu mulailah kulakan sedikit demi sedikit Bensin dari POM besar untuk disimpan terlebih dahulu.
Sejak saat itu mulailah dibuka kios bensin disamping rumah atau dekat Masjid, Alhamdulillah mulai ada yang membeli. Dari 10 per botol dan terus berlanjut minggu dmi minggu hingga akhirnya sampai 100 botol per hari bahkan lebih. Sampai akhirnya bertahan hingga kini.
Pergi Haji
Warga sekitar sering berlangganan kesana karena memang dekat Masjid sehingga mudah diakses. Seiring dengan berjalannya waktu selain berjualan, Hadi juga mengajar disalah satu Pondok Pesantren bernama Ibrohimi di Manyar Gresik. Dari usaha inilah Hadi mendapatkan penghasilan rutin dari membuka Pertamini. Tahun berganti tahun tepat 2015 beliau bersama istrinya menjadi tamu Allah di Mekah. Dan dimudahkan untuk pergi haji.
Bagi siapapun yang membaca tulisan ini semoga dimudahkan usahanya dan dilancarakan sehingga bisa menyusul bernagkat ketanah suci. Tidak ada yang tidak mungkin apabila kita bersungguh-sungguh dalam berusaha dan tentunya penuh dengan doa yang mengiringinya.
Dan jangan lupa pasti ada orang tua yang selalu setia mendoakan atau ada saudara yang terus mendukung kesuksesan kita. Dorongan usaha dari Ustadz Fatah yang saat ini begitu keras bahkan sedikit mengancam ternyata berbuah hasil. Kita doakan juga semoga almarhum diberikan pahala jariah dari setiap kebaikan yang sudah ditunaikan. Al Fatihah.
NB : Cerita diatas sudah mendapat ijin dari yang bersangkutan untuk dijadikan pelajaran.