Disaat pandemik Corona Covid-19 yang merebak saat ini, Indonesia juga memiliki penyakit endemik yang terjadi setiap tahun. Dipicu oleh curah hujan yang tinggi di awal tahun 2020, menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Selain mengakibatkan beberapa daerah tergenang air, hujan juga menyebabkan beberapa potensi penyakit. Fenomena yang selalu muncul saat musim hujan adalah demam berdarah dengue. Banyaknya genangan air menyebabkan jentik-jentik nyamuk dengue bermunculan dan mengakibatkan meningkatnya nyamuk aedes aegypti yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.
Tak jarang jumlah penderita demam berdarah dengue meningkat saat musim penghujan, bahkan bisa menyebabkan kematian apabila tidak segera diberikan pertolongan. Apalagi berita-berita tentang demam berdarah, hampir tertutup oleh gencarnya pemberitaan virus Corona Covid-19. Padahal penyakit tersebut juga tidak kalah berbahaya dan membayangi masyarakat Indonesia.
Pertolongan dan penanganan bagi penderita demam berdarah dengue bisa dilakukan dengan memberikan obat sesuai dengan gejala atau keluhan yang diderita serta asupan cairan yang cukup. Kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) dikarenakan kebocoran plasma akibat virus dengue dan dehidrasi yang meningkat akibat demam serta muntah.
Untuk mencegah dan mengurangi penderita DBD, Pocari Sweat lakukan edukasi kepada masyarakat mengenai cara pencegahan DBD dan pentingnya cairan tubuh bagi penderita demam berdarah agar cairan tubuhnya tetap terjaga. Ini merupakan salah satu manfaat utama Pocari Sweat sebagai minuman isotonik komposisinya mirip dengan cairan tubuh yang mengandung ion dan terbukti cepat di serap oleh tubuh.
Edukasi dilakukan dibeberapa kota endemis DBD di Indonesia dengan menggandeng lebih dari 150 rumah sakit, di Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, Bogor dan kota besar lainnya.
Kegiatan yang dilaksanakan bekerjasama dengan RS Semen Gresik ini mendapat respon yang positif, khususnya para pasien demam berdarah dengue. Untuk itu kegiatan ini akan terus dijalankan di beberapa rumah sakit hingga akhir bulan April 2020. Edukasi ini diharapkan dapat mengurangi jumlah penderita dan kematian yang diakibatkan oleh DBD di Indonesia, khususnya di daerah-daerah tedampak.