IniGresik.com – Pernyataan ‘Ndasmu Etik” yang disampaikan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendapat kritikan keras dari berbagai pihak termasuk kalangan anak muda.
Pernyataan tersebut viral dan tersebar luas oleh berbagai akun di media sosial. Co Founder Generasi Perintis Muhammad Syaeful Mujab sangat menyayangkan pernyataan yang keluar dari Calon Presiden nomor urut 2 tersebut. Menurut Mujab ada unsur menyelepekan etik dalam kalimat Prabowo tersebut.
“tentunya sangat menyayangkan perkataan yang keluar dari mulut salah satu sosok yang dikatakan sebagai simbol pemersatu tetapi justru pernyataan yang meyepelekan etik dilakukan dengan cara yang tidak etis ” kata Mujab saat dihubungi pada Sabut (16/12).
Mujab berpendapat ucapan Prabowo menunjukkan sikapnya yang meremehkan etika berdemokrasi di Indonesia. Hal ini karena ucapan tersebut merespon pernyataan Capres nomor urut 1 Anies Baswedan yang mempertanyakan perasaan Prabowo atas putusan MKMK terkait pelanggaran etik pada putusan Ketua MK kala itu yakni Anwar Usman.
“ini menunjukkan bahwa ada sikap yang kalau tidak mengabaikan ya paling tidak merendahkan meremehkan etika berdemokrasi di negara ini, arena ucapan yang disampaikan berkaitan dengan keputusan pelanggaran Etika yang diputuskan oleh MKMK beberapa waktu lalu padahal MKMK merupakan institusi demokrasi, maka ini menunjukkan sikap yang mengabaikan etika demokrasi bahkan merendahkan institusi demokrasi” ucap Mujab
Mujab juga mengkhawatirkan pernyataan tersebut akan menjadi kebiasaan apabila Prabowo terpilih menjadi pemimpin bangsa.
” Yang kita khawatirkan apabila nanti beliau ( Prabowo) benar benar dipilih rakyat akan terjadi pengabaian terhadap hal hal yang berkaitan dengan etika demokrasi, sehingga akan berdampak kepada kehidupan berbangsa kita” tutur Mujab.
Maka untuk mencegah hal ini berulang Mujab meminta Presiden Joko Widodo untuk menghimbau agar seluruh peserta pemilu 2024 baik Pasangan capres atau Cawapres serta partai politik untuk menjaga tutur kata dan perbuatan, agar tidak melanggar etika bernegara.
“menurut saya Presiden Joko Widodo harus menghimbau bahwa konteks demokrasi ini harus dijalankan sesuai dengan etika berbangsa dan bernegara, Presiden harus memberikan teguran khususnya kepada Capres nomor urut 2 dan seluruh peserta pemilu pada umumnya” pungkas Mujab
Sementara itu, Dosen FISIPOL Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia menilai pernyataan Capres nomor urut 02 ini telah mendeligitimasi citra gemoy yang dibangunnya selama ini. Pidato Prabowo yang berusaha merespon pernyataan Capres urut 01 Anies Baswedan dalam debat KPU yang lalu ini hanya membuat blunder bagi Prabowo sendiri. Menurut Alfath hal ini malah membuka tabir sifat emosional daripada citra gemoy yang melekat.
“Pernyataan yang viral itu cenderung menunjukkan wajah aslinya, gemoy itu hanya gimick, sehingga manifes asli atau wujud asli dari gemoy itu nyatanya emosian, kemudian cara pandangnya sangat emosional, ini saya kira malah justru menjadi blunder bagi capres 02” kata Alfath saat dihubungi pada Sabtu (16/12)
Alfath juga menyampaikan diksi “Ndasmu Etik” menunjukkan sikap Prabowo Subianto yang menganggap etika merupakan sesuatu yang tidak penting dalam politik. Padahal menurut Alfath seharusnya etika sebagai insipirasi dan kekuatan perjuangan politik.
“Padahal etika politik merupakan hal penting dalam kehidupan berdemokrasi kita, karena etika merupakan kompas moralitas suatu tindakan politik itu baik atau buruk, ini voice atau noice” tutur Alfath
Sebelumnya viral video Pidato Prabowo Subianto yang mengatakan Ndasmu Etik. Durasi video bervariasi ada yang 1 menit 15 detik namun ada juga yang dipotong 15 detik. Pada video tersebut Prabowo terlihat menirukan perkataan kompetitornya, Anies Baswedan, saat debat capres Selasa lalu. “Bagaimana perasaan Mas Prabowo, soal etik? Etik? Etik?” kata Prabowo menirukan Anies sambil menggoyang-goyangkan kepalanya.
Prabowo kemudian mengatakan “Ndasmu etik,” yang disambut riuh tepuk tangan dan teriakan dari para peserta Rakornas ” Prabowo.. Prabowo.. Prabowo..”.