Ada ada saja kreatifitas warga Sampang Madura ini, dalam rangka memperingati Hari Maulid Nabi (21/01) yang lalu, mereka menggunakan nada mirip lagu “Sakitnya Tuh di Sini”. Dalam sebuah ink Youtube yang diunggah oleh Shofiya Majeed dengan judul “Sholawat, lagu: Sakitnya Tuh Disini”
Dalam video yang berdurasi 8,59 menit ini memperlihatkan suasana yang tiba-tiba khusyuk seketika berubah menjadi ramai dengan beberapa warga yang berjoget mengikuti irama musik bahkan diikuti oleh anak anak dan para peserta lainnya
Shalawat Langgam Dangdut Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal
Menanggapi hal ini, Imam Besar Masjid Istiqlal, Ali Mustafa Yaqub tidak membenarkan mengubah langgam selawat. Menurutnya, lagu yang digunakan dan joget yang dilakukan warga sudah mencerminkan sikap tidak menghormati Nabi Muhammad.
“Tidak dibenarkan yang seperti itu.
Dari lagunya, jogetnya itu akhirnya itu tidak menghormati kepada siapa kita berselawat. Selawat itu kan berdoa tapi kalau dengan cara seperti itu ya tidak menghormati, malah melecehkan doa,” Kata Yaqub ketika dihubungi, Kamis (17/9).
Yaqub mengatakan, berselawat harus mengikuti lima ketentuan yang berlaku. Seperti huruf harus dibaca dengan jelas, dan panjang pendek (tajwid) yang tepat.
“Kalau panjang pendeknya (tajwid) berbeda itu sudah berbeda makna, apalagi ini kan doa,” imbuh Yaqub.
Selain itu, nada yang digunakan bukanlah lagu orang-orang fasik, tidak memaksakan diri untuk berselawat mengikuti lagu, dan harus dilakukan dengan tata krama.
Menurutnya, jika selawat disesuaikan lagu akan mengubah tajwid dalam selawat itu sendiri.
“Harus pakai kaidah yang ada. Hurufnya tetap, panjang pendeknya tetap ada. Kalau yang pendek dipanjangkan itu sudah mengubah makna. Apalagi dengan joget itu sudah melecehkan, tidak ada tata krama seperti yang sudah saya sebutkan,” tandasnya.
Berikut video warga berselawat dengan langgam dangdut
[post_ads]
Ada Ada Saja Shalawat Langgam Dangdut “Sakitnya Tuh Disini”