INIGRESIK.COM – Operasi pencarian hari ketiga pasca-ambruknya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, memasuki fase krusial. Tim Basarnas berhasil mendeteksi keberadaan 15 santri yang masih terjebak di bawah reruntuhan, Rabu (1/10/2025).
Kepala Kasubdit RPDO (Pengarahan dan Pengendalian Operasi) Basarnas, Emi Frizer, menyebutkan bahwa para korban terbagi dalam dua kategori kondisi.
Delapan santri berstatus hitam, karena tidak memberikan respons terhadap komunikasi tim SAR. Tubuh mereka terhimpit kolom di lantai dasar sehingga sulit dijangkau.
Tujuh santri berstatus merah, masih bisa memberikan respons dan terus diberi suplai makanan serta minuman oleh petugas.
“Tim SAR saat ini memaksimalkan fase golden triangle atau 72 jam pascakejadian. Target utama kami adalah mengevakuasi korban yang masih terdeteksi hidup,” jelas Emi Frizer.
Diduga Ada Korban Asal Gresik
Informasi yang berkembang, salah satu santri yang menjadi korban reruntuhan diduga berasal dari Kabupaten Gresik. Ia adalah Ananda Kafa, putra dari Gus Ali Arifin, pengasuh Cendana III sekaligus pemilik Warung Nasi Emboh Dewe, Sidayu, Gresik. Kabar ini menambah duka bagi warga Gresik yang ikut menanti perkembangan evakuasi dari tim SAR.
Evakuasi Terkendala Reruntuhan Berat
Basarnas menegaskan, evakuasi delapan santri berstatus hitam baru bisa dilakukan setelah fase rescue selesai. Untuk itu, reruntuhan bangunan yang menimpa tubuh korban harus diangkat terlebih dahulu dengan alat berat.
Sementara itu, upaya penyelamatan tujuh santri yang masih hidup menjadi prioritas penuh.
Tim SAR secara bergantian melakukan suplai oksigen, makanan, dan minuman agar kondisi mereka tetap stabil hingga bisa dievakuasi.
Fokus di 72 Jam Pertama
Fase 72 jam pertama pascabencana dikenal sebagai waktu emas (golden triangle) dalam operasi penyelamatan. Pada periode ini, peluang korban untuk bertahan hidup masih tinggi jika suplai kebutuhan dasar terus diberikan.
Hingga kini, Basarnas bersama TNI, Polri, relawan, dan tim medis masih melakukan koordinasi intensif di lapangan untuk mempercepat proses evakuasi.