Gresik – Peristiwa sejarah awal mula berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, dimulai dari momen sumpah pemuda 28 Oktober 1928, setidaknya ada 3 butir yang disepakati waktu itu yang tertuang dalam sumpah pemuda. (text asli di salin dari www.sumpahpemuda.org dibawah)
Sebagai negara kesatuan yang berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, tentunya akan sulit bersatu manakala pengakuan tanah air dan berbangsa, tidak menggunakan bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia, dimana sejarah awalnya diusulkan oleh M Tabrani pimpinan redaksi “Hindia Baroe” yang berasal dari Madura, pada kongres Pemuda I pada tanggal 2 Mei 1926, atau 2 tahun sebelum disepakati 1928
Kemudian pertanyaan yang mendasar adalah “Apakah kita bangga menggunakan Bahasa Indonesia”. Akhir akhir ini banyak kita temui papan reklame yang lebih bangga (prestise tinggi) jika menggunakan bahasa asing. Jika kita turun dari bandara maka disekeliling kita akan bertebaran “welcome” dari pada “selamat datang”. Belum lagi penggunaan bahasa Indonesia sebagai nama toko, nama produk, dan sebagainya
Peran pemerintah dalam hal ini KEMENDIKBUD yang sekarang sudah memiliki badan bahasa, menjadi sangat penting, untuk mengembalikan peran bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, dalam waktu dekat penggunaan bahasa indonesia di ruang publik akan diberlakukan, Propinsi Jakarta sebagai Ibu kotapun akan menjadi percontohan
Kembali kepada pribadi kita masing masing, tentunya sebagai warga negara sudah seharusnya untuk bangga menggunakan bahasa yang sudah mempersatukan berbagai suku dan etnik di Indonesia menjadi NKRI. “Selamat Sumpah Pemuda 2014”
(redaksi)
__________________________________________________________
Text asli sumpah pemuda dikutip dari sumpahpemuda org
SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG
SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Pertama :
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG
SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA
Ketiga :
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928
Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di
Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928 1928.
Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928 1928.
Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
-
Abdul Muthalib Sangadji
-
Purnama Wulan
-
Abdul Rachman
-
Raden Soeharto
-
Abu Hanifah
-
Raden Soekamso
-
Adnan Kapau Gani
-
Ramelan
-
Amir (Dienaren van Indie)
-
Saerun (Keng Po)
-
Anta Permana
-
Sahardjo
-
Anwari
-
Sarbini
-
Arnold Manonutu
-
Sarmidi Mangunsarkoro
-
Assaat
-
Sartono
-
Bahder Djohan
-
S.M. Kartosoewirjo
-
Dali
-
Setiawan
-
Darsa
-
Sigit (Indonesische Studieclub)
-
Dien Pantouw
-
Siti Sundari
-
Djuanda
-
Sjahpuddin Latif
-
Dr.Pijper
-
Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
-
Emma Puradiredja
-
Soejono Djoenoed Poeponegoro
-
Halim
-
R.M. Djoko Marsaid
-
Hamami
-
Soekamto
-
Jo Tumbuhan
-
Soekmono
-
Joesoepadi
-
Soekowati (Volksraad)
-
Jos Masdani
-
Soemanang
-
Kadir
-
Soemarto
-
Karto Menggolo
-
Soenario (PAPI & INPO)
-
Kasman Singodimedjo
-
Soerjadi
-
Koentjoro Poerbopranoto
-
Soewadji Prawirohardjo
-
Martakusuma
-
Soewirjo
-
Masmoen Rasid
-
Soeworo
-
Mohammad Ali Hanafiah
-
Suhara
-
Mohammad Nazif
-
Sujono (Volksraad)
-
Mohammad Roem
-
Sulaeman
-
Mohammad Tabrani
-
Suwarni
-
Mohammad Tamzil
-
Tjahija
-
Muhidin (Pasundan)
-
Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
-
Mukarno
-
Wilopo
-
Muwardi
-
Wage Rudolf Soepratman
-
Nona Tumbel
Catatan :
Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu”Indonesia Raya”
gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu”Indonesia Raya”
gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
- Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat
di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah
Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie
Kong Liong. - 2. Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau
Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang
yaitu :
a. Kwee Thiam Hong
b. Oey Kay Siang
c. John Lauw Tjoan Hok
d. Tjio Djien kwie