Banjir bagi sebagian warga Gresik Selatan terdampak Kali Lamong seperti Benjeng, Balong Panggang dan Cerme sudah menjadi event rutin yang tidak terlalu dipikirkan, sebagian lagi juga resah karena banyak aktifitasnya yang terganggu gegara kirman air dari kali Lamong ini. Terkadang cepat surut kadang juga butuh beberapa hari untuk surut.
Beberapa aktifits pemuda yang mengatasnamakan peduli warga terdampak juga sudah wadul Wakil Rakyat dengan jawaban yang sama yaitu itu bukan wewenang kami, tetapi wewenang pusat dalam hal ini Dirjen Sungai dan Pantai Kementrian PUPR dan Balai Besar Wilayah Bengawan Solo (BPWS).
Sebagian lagi rutin memberikan bantuan nasi atau mie instant dengan pose foto yang siap diviralkan, sebagian lagi siap-siap menggunakan anggaran untuk membeli mobil anti banjir katanya yang sempat viral mobil ampibi.
Memang dari tahun ke tahun banjir menjadi headline berita lokal maupun nasional, sesekali mungkin kepingin juga viral cara penanganannya. eh itu cuman opini saja ya…
Buat masyarakat biasa seperti saya mungkin tidak faham seberapa besar anggaran dan dari mana saja anggaran itu keluar. Tetapi dilihat dari kasat mata hampir semua lembaga mencoba untuk eksis dengan berbagai macam cara. Dan rencana apa untuk menangani bencana tahunan ini. Sejauh mana progresnya ?
Tetapi ada yang berbeda tahun ini cara penanganannya. Berbasis pemberitaan. Ada yang berdiskusi dengan berbagai ahli, ada yang menyiapkan posko, sebelum banjir, sosialisasi penanganan banjir dan sebagainya. Dan puncaknya ada mobil ampibi itu. Terus sejauh mana efektifitasnya ?
Mungkin sekedar opini saja, alangkah baiknya yang diviralkan progres pembangunan. Berapa persen normalisasi yang sudah dilakukan, seberapa lokasi yang sudah direlokasi atau dibebaskan, sejauh mana kerjasama dengan pemerintah Kabupaten Lamongan yang ikut andil mengirimkan aliran Kali Lamong. Alangkah baiknya bekerjasama dan membuat kesepakatan. Kalau memang akan dibuat waduk atau apalah namanya kalau memang penting ya segera saja dilaksanakan.
Anggaran ? saya tidak tahu sih…..kalau pengurukan tanah, penggalian gunung, industri yang marak berkembang sudah mesejahterakan jutaan orang atau bahkan mengantarkan pemilik usaha menjadi orang-orang kaya baru. Kenapa tidak diajak kerja sama dan berkontribusi nyata.
Memang tidak populis, dibandingkan membangun monumen-monumen yang viral dengan harga miliaran. Tapi seeprtinya perlu dicoba, kalau tidak bisa sekarang mungkin pemimpin mendatang punya visi ini……..semoga