INIGRESIK.COM – Lonjakan pasien positif Covid-19 juga dirasakan masyarakat Pulau Bawean. Sejak Senin lusa kemarin, (21/6) ada dua pasien meninggal Covid-19 di Pulau Bawean. Yang berasal dari Desa Diponggo, dan Kepuhteluk Kecamatan Tambak Pulau Bawean.
Dengan demikian ketersediaan tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di RSUD Umar Masud menjadi 6 Bor yang awalnya hanya dua Bor. Direktur RS Umar Masud dr. Tony S Hartanto mengatakan, tambahan empat bor ini untuk antisipasi tambahan pasien Covid-19 di Pulau Bawean.
“Sekarang ada dua pasien yang jalani isolasi di RSUD Umar Masud. Tentu kita akan terus tracking bersama tiga pilar Forkopimcam dan TNI-Polri,” imbuhnya.
BACA JUGA
- Pengendara PCX Meninggal Usai Tabrakan Beruntun dengan Mobil Pikap dan 3 Motor Lain
- 5 Remaja Bawa Sajam Hendak Tawuran dan Balap Liar Ditangkap
- Atlet Panjat Tebing Manyar Bertabur Prestasi, Camat ingin Jadi Pembina hingga Dirikan KORMI
- Sejarah Sumur Tangsi Timur di Gresik: Penuhi Kebutuhan Air Bersih Bagi Tangsi Militer Saat Itu
- Jualan Produk Makanan dan Minuman ini Laris Manis di Gresik, Mulai Pentol Hingga Degan
Berdasarkan data yang dihimpun dua pasien positif Covid-19 tersebut meninggal. Yang sebelumnya sempat dirawat di RSUD Umar Masud Bawean. Pasien yang berasal dari Desa Kepuhteluk hanya semalam dirawat. Dan pasien asal Diponggo empat hari dirawat.
dr Tony menceritakan, pihaknya menerima respon masyarakat yang kurang puas dalam hal pelayanan pasien Covid-19. Karena saat itu langsung ada enam orang yang terpapar Covid-19.
“Biasanya hanya dua satu, dan pasti Nakes juga sangat hati-hati dengan alat pelindung diri (APD) hazmat untuk pasien yang dirawat di RSUD Umar Masud,” jelasnya, Rabu (23/6/2021).
“Sebagian dari pasien positif Covid-19 di Pulau Bawean mengalami gejala batuk, pilek, demam dan badan lemah. Untuk varian delta belum tau karena harus pemeriksaan lab,” tambah Kepala UPT Puskesmas Tambak drg Syaiful Umami.
Sebelumnya, Ketua AKD Kecamatan Tambak Muhammad Salim mengatakan, pelayanan di Rumah Sakit Umar Masud perlu adanya optimalisasi warga positif Covid-19 yang dirawat di RSUD Umar Masud.
“Ketika ada pasien suspek Covid yang dirujuk ke RSUD, dalam pelayanan perlu dioptimalkan sebagaimana layaknya, jangan dibeda-bedakan antara pasien suspek Covid dengan pasien biasa, karena semua penanganan sdh ada SOPnya. Tapi untuk pasien suspek Covid sepertinya perlu dipertanyakan.Perlu atensi dari banyak pihak, ” keluhnya.
Salim yang juga Kepala Desa Diponggo juga saat warganya yang meninggal itu tak lepas dari kelalaian para Nakes di RSUD Umar Masud Bawean. Kebetulan dirinya sebagai keluarga pasien yang meninggal positif Covid-19.
“Saat anak saya meminta untuk tambahan oksigen ibunya, pihak Nakes hanya menjawab iya. Sampai kondisi pasien biru baru ditangani dan diberikan tambahan oksigen,” paparnya.
Adapun data pasien positif Covid-19 di Kecamatan Tambak ada lima orang yang sudah menjalani isolasi mandiri. Sedangkan di Kecamatan Sangkapura ada 15 orang yang terpapar dengan isolasi ketat di Desa masing-masing.