“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Luqman :13)
Sejak kecil kebanyakan dari kita pernah didongengi seperti “kancil nyolong timun” padahal cerita ini adalah fiktif dan sangat tidak dianjurkan dalam mendidik anak, karena yang akan teringat adalah kata negatifnya seperti “nyolong”
Lebih baik menceritakan kisah nyata yang benar benar terjadi seperti kisah nabi, dan sahabatnya
Besarnya kasih sayang kakek atau nenek kepada cucunya perlu diwaspadai sehingga, larangan larangan yang sudah ditetapkan orang tuanya tidak dilanggar, sebagai contoh kecil adalah ketika sang anak menangis yang meminta dibelikan es, maka kakek atau nenek cenderung langsung menurutinya,
Sehingga disarankan dititipkan kepada kakek dan nenek yang memang sudah faham tentang cara mendidik anak seperti diajarkan Rosulullah
Berilah anak contoh kongkrit
Fakta dan data menyatakan bahwa perbuatan contoh lebih efektif untuk mengajari anak, sehingga perintah kata kata akan hampa tanpa contoh terlebih dahulu dari orang tuanya, seperti misalnya bangun pagi untuk mengerjakan sholat subuh berjamaah di masjid
Dalam seminar setengah hari tersebut Suhadi Fadjaray selaku motivator juga menjelaskan 4 tipe anak antara lain anak bisa menjadi cobaan, finah, serta ujian, anak juga bisa menjadi musuh bagi orang tuanya, dan dari sisi positifnya anak bisa menjadi perhiasan, serta yang menjadi idaman yaitu bisa menjadi penyejuk hati