INIGRESIK.COM – Bermula di awal tahun 2010, saat itu di Gresik masih belum ada grup media sosial Facebook yang mengangkat tentang kota Gresik. Akhirnya seorang pria bernama Warsito Elem atau akrab dipanggil Cak War ini berinisiatif membuat grup dengan nama Gresik Sumpek (GS).
Grup Gresik Sumpek ini berdiri sejak 6 Januari 201O namun seiring berjalannya waktu, dan berkurangnya pengurus serta akun yang terbanned saat ini semakin meredup.
Gresik Sumpek adalah wadah untuk warga Gresik berbicara apa adanya mengenai kotanya. Awalnya hanya bergerak secara daring melalui Facebook. Kemudian pada tahun 2011, Cak War menggelar acara jambore band. Meski dikerjakan sendiri, tapi kegiatan itu sukses besar dan mendapat sambutan positif dari banyak orang. Berawal dari sinilah, kegiatan-kegiatan lain mulai digulirkan. Seperti donor darah, bagi -bagi takjil saat Ramadan, bersih-bersih pantai, menandai jalan yang berlubang, dan masih banyak lagi.
Menurut pria asal Pulopancikan ini, selama 6 tahun banyak hal yang berubah dalam Komunitas Gresik Sumpek, “Selama 6 tahun ini kegiatan yang paling berkesan bagi saya adalah bersih-bersih pantai Dalegan bareng warga negara Australia. Sebab dibutuhkan usaha besar agar mereka bisa ikut beraksi membersihkan pantai di daerah Panceng itu,” ucapnya.
Secara kuantitas anggota grup GS tiap tahun semakin banyak. Secara kualitas, Cak War mempersilakan masing-masing orang menilai sendiri. Sekarang ada 7 orang admin yang mengelola Grup GS.
Ia juga menceritakan tips bagaimana menjaga komunitas agar tetap solid dan langgeng. Tipsnya yakni menjaga silaturahmi, memandang semua seperti saudara, tidak ada yang merasa berkuasa, sering membuat acara bersama, dan mengurangi ego diri.
Sejalan dengan motto hidupnya “Segala sesuatu harus disikapi dengan enjoy”. Cak War beranggapan permasalahan di komunitas pasti selalu ada.
Tapi kita tetap harus tetap santai.
Warung Kopi Gresik
Membicarakan kota Gresik, hal yang terbayang adalah kebiasaan ngopi. Pria yang gemar minum kopi ini beranggapan bahwa warung kopi merupakan tempat melepas lelah usai bekerja.
Selain itu, menurut Cak War, sebagai kota seribu satu warung kopi, tempat ini sering menjadi ajang mencari saudara. Sebab interaksi antara penjaga warung kopi dan pembeli tak hanya sebatas jual beli.
Tapi juga bisa saling berbagi cerita ataupun sekedar guyonan. Sehingga tak heran kalau pembeli bisa sangat akrab dengan penjaga warung kopi.
“Dulu semasa masih sekolah saya sering ngopi sehabis subuh. Biasanya orang ramai-ramai ngopi usai sholat. Ya ngopinya pakek sarung dan kopyah,” kenang alumni SMAM 1 Gresik ini.
Cak War berharap komunitas-komunitas di Gresik bisa saling bersinergi dan saling mendukung agar Gresik semakin maju.
“Kita memang harus bisa membagi waktu untuk mengelola komunitas. Kudu kober ngeramut,” pesan pria fans berat band Boomerang ini
Sumber : BeritaGresik