Eman Sulaeman bergerak lincah. Di bawah mistar gawang, ia jatuh bangun menghalau bola. Lari ke kanan kiri. Tangkas, menerka ke mana arah bola yang ditembakkan pemain lawan.
Juru gedor sang rival dibuat frustasi.
Bola sepakan mereka selalu kandas menusuk jala yang dijaga Eman. Penonton terpana.
Gemuruh tepuk tangan hingga siulan terdengar, tatkala pemuda itu menggagalkan lagi gol tim lawan. Ia menyapu bola jauh-jauh keluar dari areanya.
Eman terlahir dengan disabilitas. Kakinya tidak sempurna; kaki kanannya hanya sebatas pergelangan, sedangkan kaki kirinya sebatas lutut. Di atas lapangan, ia bertumpu dengan kaki kanannya, sementara tangan kirinya ikut membantu menahan badan ketika sedang menguasai bola.
Toh, Eman tidak terlihat canggung. Ia justru perlihatkan kemampuan memukau yang belum tentu dimiliki orang berfisik ‘normal’.
Hebatnya lagi, pertandingan itu merupakan kejuaraan sepakbola berlevel internasional, Homeless World Cup (HWC) 2016. Disaksikan banyak orang dari berbagai penjuru dunia.
Kegigihan Eman mengundang decak kagum. Beberapa media di Benua Biru memuji ketangguhannya, kendati memiliki keterbatasan fisik. Eman bahkan terpilih menjadi kiper terbaik di turnamen yang berlangsung di Glasgow, Skotlandia, 12 Juli
sumber : dream