INIGRESIK.COM – Petani cabai di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, tengah bersiap menghadapi panen raya pada pertengahan bulan ini. Namun, ancaman hama petek akibat curah hujan tinggi membuat mereka waswas akan hasil panen.
Sejumlah petani sudah mulai memetik cabai yang telah memerah, meski belum semuanya matang. “Kami petik yang merah-merah dulu,” ujar Sumaiyah, petani asal Desa Temuireng, Selasa 4 Februari 2025.
Saat ini, harga cabai rawit di tingkat petani mencapai Rp 40 ribu per kilogram, sedangkan jenis cakra sedikit lebih murah, yakni Rp 35 ribu per kilogram. Menurut Sujik (55), petani asal Desa Madureso, harga tersebut cukup menguntungkan bagi petani. “Harganya standar, tidak terlalu mahal, tapi sudah cukup untuk mendapatkan untung,” ujarnya.
Sujik sendiri telah dua kali melakukan panen sejak pekan lalu dan memperoleh hasil 87 kilogram. Ia memperkirakan panen raya akan berlangsung dalam satu hingga dua pekan ke depan, seiring semakin banyaknya cabai yang memerah.
BACA JUGA : Cuaca Buruk Sebabkan Harga Tomat di Malang Melonjak Tajam
Meski harga cabai tahun ini jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 10 ribu per kilogram petani tetap menghadapi tantangan besar akibat cuaca ekstrem. Curah hujan tinggi tidak hanya menyebabkan tanaman mati, tetapi juga membuat pasokan cabai langka, sehingga harga melonjak.
Selain itu, petani juga mewaspadai hama petek yang bisa menyerang saat musim hujan. Penyakit ini membuat cabai mengering, keriting, hingga membusuk. “Mudah-mudahan serangannya tidak banyak. Saat ini, sekitar 1 persen tanaman saya sudah terkena,” tutur Sujik.
Dengan berbagai tantangan yang ada, petani tetap berharap panen kali ini dapat memberikan hasil maksimal dan keuntungan yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
DISCLAIMER: Artikel ini dibuat dengan bantuan Artificial Intelligence (AI) namun data yang di perloleh di hasilkan dari riset.
Sumber Gambar AI