INIGRESIK.COM – Berikut ada 10 fakta gempa Bawean yang terjadi pada hari Jumat 22 Maret 2024 lalu, ada dua kali gempa besar anatara lain M 5,9 dan M 6,5 :
- Gempabumi kerak dangkal (shallow crustal earthquaqe) akibat aktifitas sesar aktif dengan mekanisme geser atau mendatar di laut Jawa
- Gempabumi merusak atau destruktif dengan dampak kerusakan di kepulauan Bawean, Gresik, Surabya, Tuban, Sidoarjo, Lamongan, Bojonegoro, Pamekasan, Madura dan Banjarbaru.
- Gempabumi dengan goncangan spektruk lua, dirasakan di Banjarmasin, Banjarbaru, Sampit, Balikpapan, Madiun, Demak, Semarang,Temanggug, Solo, Yogyakarta, Kulonprogo, dan Kebumen
- Berdasarkan permodelan tsunami BMKG dan monitoring muka laut dari Badan Informasi Geospasial (BIG) di Karimunjawa, Lamongan, dan Tuman menunjukan Gempabumi Bawean tidak berpotensi tsunami
- Berpusat di zona aktifitas kegempaan rendah (low seismicity)
- Berpusat di zona sesar tua pola meratus wilayah Laut Jawa utara Jawa Timur. Hal ini membuktikan jalus sesar di laut Jawa masih aktif, sehingga kita harus waspada terhadap sesar aktif dasar laut dekat pulau Bawean tersebut
- Dipicu reaktivasi sesar tua. Episenter Gempabumi Bawean terletak pada jalur Sesar Muria yang berada di laut (Lunt,2019) yang merupakan bagian dari jalur Sesar Tua Pola Meratus, dimana salah satu jalur sesar pola Meratus ini diduga mengalami reaktivasi dan memicu gempa
- Memiliki ‘susulan’ dengan magnitudo besar (M6,5) dari gempa pertama (M5,9) karena asperity (bidang bakal geser di bidang sesar) yang ukurannya lebih besar (M6,5) mengalami pecah belakangan, diantaranya akibat tekanan gempa pertama (M5,9)
- Hasil Monitoring BMKG hingga Minggu pagi (25 Maret 2024) pukul 09.00 WIB tercatat 263 kali gempa, dengan frekuensikejadian semakin jarang
- Ancaman gempa merusak di Jawa Timur berasal dari sumber gempa subduksi lempeng/megathust di selatan, sesar-sesar aktif di daratan, dan sumber sumber gempa di Laut jawa di utara jawa Timur
Demikian 10 Fakta Gempabumi Bawean yang kami kutip dari pernayataan resmi BMKG yan disampaikan Dr Daryono, S.Si., M.Si selaku Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG