Jika anak menangis saat ditinggal di sekolah, itu hal yang biasa. Orangtua tidak perlu khawatir. Perhatikan usianya, apakah memang sudah sesuai tahap perkembangan umum untuk siap sekolah tanpa didampingi, karena menangis sebelum sekolah tidak selalu berarti anak tidak suka sekolah. Jadi lebih baik orangtua tetap mengantar anak ke sekolah ya.
Menangis ditinggal di sekolah bisa jadi karena perubahan setting antara rumah dan sekolah, jadi hadapi dengan biasa saja.
Menangis ditinggal di sekolah bisa jadi karena perubahan setting antara rumah dan sekolah, jadi hadapi dengan biasa saja.
Solusinya, hindarkan anak beraktivitas terlalu asyik di rumah sebelum berangkat sekolah. Hindari juga terlalu lama menunggu sebelum waktu berangkat sekolah.
Anak pra-sekolah biasanya menangis karena ia sadar tidak ada satu individu orang dewasa yang khusus untuk mendampinginya. Don’t panik, ada Ustadzah/Ibu guru yang siap membantu ^ ^
Tahukah Bunda, menangis saat ditinggal di sekolah justru merupakan inti dari bersekolah. Anak belajar mandiri, percaya pada orangtua, guru serta bisa mengatasi bahwa kadangkala ‘orangtua’ tidak bisa memberikan perhatian non-stop untuknya.
Dengan menangis, anak bisa mengatasi masalahnya. Namun, tetap kita perhatikan transisi pendampingan anak dengan Ustadzah disekolah atau anak dengan orangtua di rumah.
Anak pra-sekolah biasanya menangis karena ia sadar tidak ada satu individu orang dewasa yang khusus untuk mendampinginya. Don’t panik, ada Ustadzah/Ibu guru yang siap membantu ^ ^
Tahukah Bunda, menangis saat ditinggal di sekolah justru merupakan inti dari bersekolah. Anak belajar mandiri, percaya pada orangtua, guru serta bisa mengatasi bahwa kadangkala ‘orangtua’ tidak bisa memberikan perhatian non-stop untuknya.
Dengan menangis, anak bisa mengatasi masalahnya. Namun, tetap kita perhatikan transisi pendampingan anak dengan Ustadzah disekolah atau anak dengan orangtua di rumah.
Jadi jangan khawatir, anak terus-menerus menangis proses ini akan kembali membaik saat anak bertemu orangtua. Anak hanya merasa takut tidak bertemu orangtua, bukan khawatir sekolah.
Nah, agar orangtua juga tidak khawatir dan ‘legowo’ meninggalkan anak di sekolah mungkin bisa disiasati misalnya dengan mendampingi anak 1 jam pertama, lalu ditinggal
Memang anak akan menangis karena situasi ini membuat anak khawatir dan tidak menikmati 1 jam pertama itu karena harus selalu bersiap ditinggal. Lebih baik membuat perjanjian dengan anak di rumah. Selalu memberi tahu anak kapan orangtua akan pergi, jam berapa kembali, dan tepati janji.
Nah, agar orangtua juga tidak khawatir dan ‘legowo’ meninggalkan anak di sekolah mungkin bisa disiasati misalnya dengan mendampingi anak 1 jam pertama, lalu ditinggal
Memang anak akan menangis karena situasi ini membuat anak khawatir dan tidak menikmati 1 jam pertama itu karena harus selalu bersiap ditinggal. Lebih baik membuat perjanjian dengan anak di rumah. Selalu memberi tahu anak kapan orangtua akan pergi, jam berapa kembali, dan tepati janji.
Jika anak “kekeuh” menangis saat ditinggal di sekolah, coba strategi baru ini. Langsung tinggalkan anak ketika mengantar. Ia akan menangis sebentar. Namun, orangtua harus disiplin menjemput tepat waktu (ini penting banget) agar anak semakin yakin bahwa orangtuanya “ada” dan akan selalu datang.
Proses ini seiring berbeda satu anak dengan anak yang lain, sesuai perkembangannya akan muncul beberapa kali, ini tidak masalah yakinlah nantinya, anak akan siap dijemput pada saat sekolah berakhir.
Poin penting supaya proses berjalan baik adalah KETEPATAN WAKTU MENJEMPUT anak. Tepat waktu membuat anak percaya pada orangtua
Proses ini seiring berbeda satu anak dengan anak yang lain, sesuai perkembangannya akan muncul beberapa kali, ini tidak masalah yakinlah nantinya, anak akan siap dijemput pada saat sekolah berakhir.
Poin penting supaya proses berjalan baik adalah KETEPATAN WAKTU MENJEMPUT anak. Tepat waktu membuat anak percaya pada orangtua
sumber : https://www.facebook.com/alummah.gresik
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});