INIGRESIK.COM – Fenomena lansia terlantar kembali menyita perhatian publik Kabupaten Gresik. Setelah kasus Mbah Ramelan yang sebelumnya berhasil dievakuasi oleh Griya Lansia Malang dan telah berpulang, kini giliran Mbah Nuralianto atau yang akrab disapa Mbah Nurali yang ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di Desa Munggugianti, Kecamatan Benjeng, Gresik, pada Senin (12/5).
Penemuan Mbah Nurali berawal dari unggahan video oleh akun TikTok Griya Lansia Husnul Khotimah, yang dengan cepat menjadi viral dan memantik keprihatinan serta pertanyaan publik: apa yang sebenarnya sedang terjadi di Gresik?
Mbah Nurali diketahui merupakan lansia dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan dalam kondisi fisik yang lemah. Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Gresik, Farid Evendi, menjelaskan bahwa berdasarkan laporan dari Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Benjeng, Mbah Nurali merupakan pendatang dari Mojokerto yang baru saja pindah ke Gresik. Ironisnya, keluarga yang bersangkutan tidak lagi menunjukkan kepedulian terhadapnya.
“Perawatan selama ini dilakukan oleh warga dan aparat desa. Namun karena kondisi kesehatannya memburuk, kami mencoba menghubungi beberapa Rumah Sakit Jiwa seperti RSJ Menur,” terang Farid, Selasa (13/5).
Sayangnya, usaha membawa Mbah Nurali ke RSJ Menur dan RSJ Lawang ditolak. Kedua rumah sakit menyatakan tidak dapat menerima pasien ODGJ dengan kondisi fisik berat karena keterbatasan fasilitas dan kekhawatiran terhadap pasien lain.
Beruntung, seorang warga yang mengenal relawan dari Griya Lansia Malang membantu menghubungkan kasus ini. Tim dari Malang pun datang dan mengevakuasi Mbah Nurali untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
“Setelah pulih, rencananya Mbah Nurali akan dipindahkan ke Panti Jompo Lestari di Kecamatan Menganti. Dinas Sosial siap mengurus proses pemindahan dan perawatan selanjutnya,” tambah Farid.
Dinsos Gresik juga menjelaskan bahwa Mbah Nurali sebelumnya telah menerima bantuan sosial berupa BLT Dana Desa, dan telah tinggal di rumah yang disediakan. “Warga setempat juga sudah memberikan makan setiap hari,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Gresik, Muhammad Syahrul Munir, turut memberikan tanggapannya. Ia menekankan bahwa informasi yang diterimanya menyebutkan bahwa Mbah Nurali bukanlah warga asli Gresik.
“Informasi yang saya dapat, si pasien ini sebenarnya bukan warga asli Gresik. Ia pindahan. Yang melihat kejadian tersebut lalu melaporkannya ke Griya Lansia Malang, bukan ke Pemkab. Sehingga akhirnya ditangani oleh Griya Lansia. Setelah diperiksa, ternyata memang ada gejala ODGJ, sehingga perlu rekomendasi pemerintah agar bisa dirujuk ke RSJ Menur,” ujar Syahrul.
Ia juga menyoroti peran Griya Lansia yang dalam konteks ini merupakan ranah Pemerintah Provinsi. “Griya Lansia itu sebenarnya domainnya Provinsi. Tapi memang ada juga yang berasal dari swasta,” tambahnya.
Menanggapi kasus ini, Dinas Sosial Gresik menegaskan bahwa dalam kasus Mbah Ramelan sebelumnya, pihaknya juga telah melakukan penanganan. Meski begitu, fenomena ini membuka kembali urgensi adanya sistem pendataan dan penanganan lansia terlantar yang lebih responsif dan terkoordinasi.