Pudak merupakan salah satu kuliner jajanan yang menjadi saksi sejarah perkembang Gresik dari abad ke abad, karena makanan yang mempunyai rasa khas ini konon sudah ada sejak 10 abad silam. Keberadaan pudak tidak bisa dilepaskan dari kisah Wali Songo dan penyebaran Islam di Gresik. Ketika para Wali Songo wafat, eksistensi pudak masih terus berlanjut hingga sekarang.
Gresik yang menjadi salah satu tujuan ziarah karena ada beberapa makam Wali Songo, ikut berdampak pada eksistensi pudak selama berabad-abad. Pudak selalu diburu untuk oleh-oleh para peziarah. Permintaan pudak ini akan semakin meningkat ketika musim haji maupun Lebaran.
Identitas paling mudah dikenali dari pudak adalah ada pada bungkusnya. Makanan yang mirip dengan dodol ini selalu dibungkus dengan pelepah pohon pinang (ope) yang berwarna krem. Sekilas ope ini mirip dengan kulit jagung, namun ini lebih kuat dan lentur serta mempunyai aroma khas yang semakin membuat orang tambah berselera.
Pada lembaran bagian dalam ope ada semacam lapisan yang menyerupai plastik. Lapisan inilah yang secara alami dapat mengatur suhu kue pudak.
Baca juga “Sejarah dan Proses Pembuatan Pudak Khas Gresik.”
Pudak adalah Jajanan yang terbuat dari tepung beras, gula pasir/gula jawa dan santan
kelapa yang dibungkus ke dalam pelepah daun pinang atau ope. Seiring berjalannya waktu sajian jajanan pudak bsai dinikmati berbagai variant rasa, setidaknya ada tiga macam rasa yaitu pudak putih (gula pasir), pudak merah (gula jawa) dan pudak sagu.
Kreatifitas pembuat kue pudak menjadi sangat penting untuk menarik pembeli di pasar, sehingga aneka rasa
pudak pun bertambah, salah satunya adalah pudak pandan yang berwarna hijau alami dan harum disebabkan campuran sari daun pandan.
Selain rasa yang khas, bentuk kemasan pudak memiliki ciri khas tersendiri sehingga tidak ada yang menyamai
di antara jajanan daerah manapun. salah satu faktornya adalah bahan yang sudah mulai langka, danprosesnya pun tidak mudah.
Pangkal pelepah daun pinang harus melalui proses disamak dahulu untuk memisahkan kulit luar dan kulit dalam. Dimana nantinya Kulit bagian dalam inilah yang dimanfaatkan. Dibersihkan dan dipotong-potong sesuai ukuran, kemudian dilipat dan dijahit dengan model huruf L tanpa sudut, sehingga sisi dan dasarnya tertutup dan membentuk ruang seperti gelas. Setelah adonan dituangkan, ujung kemasan yang terbuka dikuncupkan dan diikat. Baru dikukus.dan Bisa dinikmati seperti terlihat di pusat jajanan Khas Gresik