Awal tahun 2020 menjadi awal yang cukup memprihatinkan bagi masyarakat Indonesia yang dilanda bencana banjir di Jabodetabek dan Banten. Kabupaten Gresik pun mengalami hal serupa. Di Desa Guranganyar, Kecamatan Cerme, sekitar 270 rumah tergenang banjir setinggi 1,5 meter.
Seluruh warga yang terdampak telah dievakuasi ke balai desa dan tempat yang lebih aman. Aktivitas warga sangat terganggu dan bantuan cukup sulit untuk disampaikan karena jalan utama menuju lokasi banjir juga tergenang air.
Aksi Cepat Tanggap (ACT), Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jawa Timur, Komunitas Teman Kita Ada, dan Insania Indonesia merespons kondisi ini dengan menyalurkan 320 paket pangan ke lokasi banjir pada Kamis (9/1).
Bantuan disalurkan ke lokasi pengungsian menggunakan perahu yang disediakan BPBD Jawa Timur. M. Rohadi selaku Komandan Disaster Emergency Response (DER) ACT Jawa Timur mengatakan timnya langsung bergerak ke Kecamatan Cerme setelah mengetahui warga di sana dilanda banjir.
“Begitu mendapatkan kabar warga di Cerme mengalami banjir, tim kami langsung berkoordinasi dengan masyarakat di daerah bencana untuk menginventaris kebutuhan yang dibutuhkan di lokasi pengungsian,” ujar Rohadi.
Sementara itu, Andik Taufiq selaku Kepala Desa Guranganyar menceritakan kronologi banjir yang secara cepat menenggelamkan rumah warganya.
“Hujan lebat dari sore hingga malam, akibatnya Kali Lamong meluap. Dalam waktu singkat air pun mengepung wilayah desa. Kami bersyukur bisa mengevakuasi warga dengan cepat sehingga tidak ada korban jiwa,” terang Andik.
“Sekitar 270 rumah tergenang air setinggi 1,5 meter. Warga kami masih sangat bergantung pada bantuan. Kami berterima kasih kepada ACT telah membantu warga kami,” imbuh Andik.
Sumber : ACT