![]() |
Pengaruh Industri Terhadap Potensi Residensial JIIPE Gresik / Pixbay |
Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur yang menjadi pusat pemerintahan sekaligus sebagai pusat dari perekonomian. Perbaikan yang dilakukan kota terbesar kedua di Indonesia ini mencakup tata kota dan pembangunan infrastruktur yang pesat sehingga berhasil menstimulus arus investasi yang semakin deras. Memiliki pelabuhan yang sibuk, Surabaya juga unggul dalam perdagangan mencakup ekspor impor dan jasa.
Hal tersebut kemudian turut berpengaruh kepada potensi kawasan satelit seperti Gresik. Tak mau ketinggalan, Gresik turut berbenah diri untuk menggaet investor lebih banyak lagi. Sebagai lokasi kawasan industri tertua di Indonesia, Kabupaten Gresik tentu potensial untuk dibidik sebagai investasi. Jika menimbang prospeknya dengan Surabaya, Gresik tak kalah menarik dengan sektor strategis industri yang dimilikinya. Hal ini pun memunculkan keuntungan bagi setiap sudutnya yang berpotensi sebagai sektor properti komersial seperti lahan industri, pergudangan, perkantoran, dan ruko.
Kemenperin juga mendorong proyek andalan JIIPE (Java Intergrated Industrial and Ports Estate) yakni sebuah proyek lengkap yang sedang digarap dengan mengintegrasikan pelabuhan laut dalam, kawasan industri, dan kawasan hunian untuk dipercepat pembangunannya. Dengan total wilayah seluas 2.933 Ha, pembagian wilayahnya ialah seluas 406,1 ha untuk pelabuhan, 1.761,4 Ha untuk lahan industri, dan untuk perumahan 765,77 Ha.
Proyek strategis ini berjarak hanya 24 km dari kota Surabaya dengan ditopang akses mudah dekat dengan gerbang distribusi pasar domestik hingga internasional. Akses mudahnya dapat melalui jalur tol langsung menuju Manyar, Surabaya, Bandara Internasional Juanda, Pelabuhan Tanjung Perak, dan sebagainya. Belum lagi JIIPE dinilai menguntungkan karena industri yang terintegrasi dengan infrastruktur logistik sehingga memangkas biaya produksi 10-20 persen.
Geliat industrinya pun mempengaruhi proyek kawasan hunian menjadi kian menarik untuk dibidik. Pasalnya kegiatan yang terpusat di titik ini tentu menumbuhkan minat pendatang baik lokal maupun asing untuk menetap di Gresik, terlebih di area JIIPE. Perkembangan harga tanah di Gresik tertinggi kini mencapai 10 juta Rupiah per meter persegi di Menganti dan terendah di Ujungpangkah yakni 3 juta Rupiah per meter persegi. JIIPE sebagai ikon pembangunan di utara Gresik, turut membesut hunian dengan memperhatikan kelestarian alam, dilengkapi dengan fasilitas umum, komersial, pusat hiburan, dan fasilitas lain yang melengkapi area permukimannya menjadi semakin ideal.
Gambar : https://pixabay.com/en/architecture-industry-1643585