Dua bulan terakhir ini negara kita telah terdampak covid 19 atau dinamakan corona virus 19. Pemerintah telah menghimbau agar masyarakat melakukan beribadah dirumah serta bekerja dari rumah.
Masyarakat yang biasanya melakukan pekerjaan diluar saat ini mengalami kesulitan dalam mengais rezeki untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
Dengan begitu, perkumpulan alumni IPA 1 IPA 2 SMA Negeri 1 Sidayu Gresik tahun 2014 membuat komunitas yang dinamakan Sahabat Berbagi. Komunitas ini membuat agenda berbagi sembako kepada kaum dhuafa dan korban yang terkena covid 19.
“Dampak adanya virus covid 19 ini sangat dirasakan oleh beberapa masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan rendah” ujar Syahirul Mubarok selaku ketua Sahabat Berbagi, Minggu (17/5/2020).
Bantuan berupa beras 5 kg, gula 2kg, minyak 2L dan mie instan ini telah tersalurkan di Desa Mojoasem Sidayu dan beberapa wilayah yang berada di Gresik serta komunitas Sahabat Berbagi memberikan masker ke check point Jembatan Karangbinangun yang membatasi wilayah Lamongan dan Gresik.
“Kami memberikan bantuan sembako ini kepada 80 keluarga yang membutuhkan, utamanya kepada kaum dhuafa dan keluarga korban yang terdampak covid 19” kata ketua Sahabat Berbagi.
Sementara yang menerima sembako mengaku sangat senang dengan adanya bingkisan sembako tersebut
“Alhamdulillah kami sangat senang mendapatkan bantuan sembako untuk desa kami , bantuan ini akan sangat bermanfaat untuk warga desa yang mengalami penurunan perekonomian” ujar Bapak H.Nur Salim selaku Bagian Kesejahteraan Rakyat Desa Mojoasem Sidayu.
Salah seorang warga bernama Ibu Moketi yang biasanya pencari daun jati pun terkejut atas pemberian sembako ini
“Alhamdulillah terima kasih semenjak suami saya lumpuh sekarang saya yang cari nafkah dan adanya covid ini membuat saya susah segalanya, saya ucapkan sekali lagi terima kasih dan semoga diberikan rezeki yang melimpah” jelasnya dengan berlinang air mata.
Pemberian sembako tersebut dilakukan perwakilan oleh beberapa perangkat desa dan melalui door to door sehingga tetap menerapkan physical distancing.
Penulis : Mitsaliya Safira