INIGRESIK.COM – Pembeli bisa mengambil sendiri makanan yang diperlukannya dan membayarnya pada kotak yang tersedia.
Tempat jualan itu diberi nama rombong kejujuran. Yang dijual berupa aneka jajanan krupuk mulai dari bonggolan (bahan kerupuk), kerupuk jadi, maupun kerupuk jadi yang sudah dikemas dalam kemasan higienis.
“Tapi yang pasti, saat pagi hari saat saya juga sedang menata dagangan saya, rombong kejujuran itu juga ditata oleh pemiliknya.
Rombong kejujuran itu milik Muhammad Khoirudin dan Wiwik Rahayu, warga Desa Mriyunan Tengah RT1/RW2, Kecamatan Sidayu, Gresik.
Gerobak ini biasa mangkal di sekitar alun-alun Sidayu, atau tepatnya berada di depan pintu masuk-keluar Pasar Sidayu.
Baca juga: Mahasiswa Ini Rintis Usaha Kopi Demi Bantu Teman Biayai Skripsi
Salah satu pembeli, Umi Faridah (48), mengaku senang dengan adanya rombong kejujuran yang menjual kerupuk serta bonggolan.
“Bonggolan di sini rasanya enak saat diolah menjadi kerupuk serta berbeda dengan cita rasa bonggolan yang ada di tempat lain,” kata Umi.
Sama seperti awal kali adanya rombong kejujuran di Sidayu, sekitar tiga minggu yang lalu, rombong kejujuran yang lain juga sempat ada di Jawa Barat. Konsepnya sama, tetapi makanan yang dijual berbeda.
Wiwik Rahayu, pemilik rombong kejujuran, itu mengatakan bahwa semua itu dilakukannya karena ia tidak punya cukup waktu untuk menunggu dagangan.
Wiwik sudah dua tahun menjalani usaha jualan bonggolan sebagai bahan kerupuk dari bahan ikan segar. Ia menjualnya dengan cara menitipkan bonggolan di beberapa warung dan toko di sekitar Kecamatan Sidayu. Namun, banyak toko dan warung yang menolak titip jual itu karena sudah dipasok oleh produsen lain.
Ia sendiri tidak punya cukup waktu untuk berjualan seharian karena harus menunggui empat anaknya dan mengurus rumah tangga.
“Saya sepakat, karena dengan ini kami mendapat tambahan pemasukan dan tugas saya sebagai ibu juga tetap dalam proporsinya,” kata Wiwik.
Dalam tiga minggu berjalan, Wiwik menyatakan, omzet dagangannya masih sesuai dengan barang yang laku dijual. Tidak ada selisih antara barang yang laku dan pemasukan yang didapatkan.
“Semoga saja, kejujuran seperti ini akan dapat terus berlangsung,” kata dia.
Hamzah Arfah / Kompas.com