Rapat tindak lanjut pembatas jalan beton yang dilakukan oleh warga tiga desa Kompleks Manyar. Desa Manyarejo, Manyar Sidorukun, dan Manyar Sidomukti berlangsung di Dprd Gresik. Dprd Gresik melalui komisi III gelar hearing atau dengar pendapat bersama tokoh masyarakat, Forkopincam, serta pihak PT Maspion.
Ketua Komisi III DPRD Gresik Asroin Widyana mengatakan, pihaknya berharap ada Win-win solution agar masyarakat dan pengguna jalan bisa mengurai kemacetan di Wilayah Manyar. “Jadi sebab macet ada dua, keluar dari Tugu Manyar dan pintu masuk Maspion sebelah barat. Khusus pintu masuk dari tol ke Maspion harus jalur Timur, kalau keluar tidak masalah dari barat ke Tol,” ungkapnya, Kamis (1/7/2021).
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik Nanang Setiawan mengatakan, pemasangan barir pelaksanaan dari beberapa rapat sejak, April lalu. Bersama beberapa pihak terkait.
“Kemudian Mei kita diskusi lagi, secara umum pertemuan ini bersama forum angkutan jalan serta instansi terkait,” urainya.
Nanang menjelaskan, untuk mengatasi kemacetan secara sementara. Kunci utama pelebaran jalan, Bupati menyuruh Bapeda perencanaan kajian pelebaran jalan. “Namun Pu sejak lima tahun sudah ada kajian pelebaran jalan tinggal koordinasi saja, dan itu jangka panjang. Bpjn siap pelebaran jalan di Tahun 2022 mulai exit tol sampai jembatan gradak ,” paparnya.
Nah tanggal 11 Juni rapat untuk memutuskan untuk pasangan barir beton di wilayah tugu Manyar yang diambil dari Gkb dan Nipon Paint.
Kepala Desa Manyarejo Yudiono mengatakan, warga sebenarnya sudah mempunyai kesepakatan bersama pihak terkait untuk pemasangan barier. “Kesepakatan hanya 40 % dilakukan, para petugas di lapangan tidak komunikatif dengan warga kami. Kalau pembatas hanya diletakkan didepan jalan komplek Manyar, seakan warga Manyar yang Mengurai kemacetan,” paparnya.
“Jangan hanya Mengurai kemacetan jalan nasional, tapi warga juga merasa terganggu,” tambahnya.
Hal senada juga datang dari tokoh masyarakat Gus Muid mengatakan, terkait dengan demo dan aksi warga menyikapi pembatas jalan atau sepalator. Setiap pagi dan sore 10.000 lebih kendaraan keluar masuk, dan warga Manyar Komplek saat keluar masuk rawan kecelakaan.
“Dan setiap hari ada insiden kecelakaan, meskipun belum ada yang mati. Dan ini tidak harus menunggu nyawa yang hilang. Kami keberatan barier dari beton. Kalau terpaksa pakai sepalator dua saja depan Polsek dan tugu Manyar,” paparnya.
Selanjutnya, Gus Muid juga menyoroti penertiban dumtruk galian C dan Batubara yang beroperasi di luar jam kerja. Faktanya masih banyak dumb truk yang melanggar, berhenti di Jalan yang dilarang parkir.
“Itu yang menyebabkan kemacetan. Itu ditebtibkan, insyallah cukup, tidak usah barier,” katanya.
“Penegasan aturan parkir mobil dan truk di sepanjang jalan. Ini yang diutamakan dulu, dan belum dilakukan oleh Dishub dan petugas yang lain. Ini diskriminasi banget,” kecamnya.
Perwakilan PT Maspion Sumarsono juga menyoroti lalainya petugas yang tidak menindak pelanggaran pengguna truk.
“Dishub, Polri kalau disitu harus ada pelanggaran harus ditindak,” tegasnya.
Anggota Komisi III Lutfi Dawam juga menyampaikan, tentang kesepakatan yang masih 40% harus dilakukan secara menyeluruh.
“Harus 100 % dilakukan dulu, kesepakatan itu sudah jelas. Jika dilanggar kan sudah jelas siapa yang melanggar kesepakatan itu,” ungkapnya.
Dan ada tindak lanjut dari parkir truk yang ada di Jalan Nasional segera dilakukan penindakan dari petugas.
“Tolong segera ditindak lanjuti parkir truk, jangan ada parkir truk di Jalan Nasional,” kecamnya.
Dawam juga merekomendasikan untuk pemasangan pembatas jalan menggunakan besi yang bisa buka tutup.
1 Comment
Maaf sekedar usul
1. trotoar warung kopi harus ditertibkan dari parkir liar. tidak ada parkir dipinggir jalan daendels sepeda motor.
2. Penutupan jalan ganden menuju jalan Raya daendels dan dialihkan lewat pongangan/leran untuk akses keluar masuk. yang membuat macet penyeberangan dari manyar ke ganden dan sebaliknya.
Mohon penceraganya sebelumnya minta maaf agar diluruskan..