Fitra Suryaning Wulan (23) mahasiswa Universitas Negeri Surabaya asal Gresik yang kuliah di Wuhan resmi kembali dari Natuna Sabtu malam (15/2). Fitra sudah selesai menjalani karantina selama 14 hari. Putri dari pasangan Sudarso dan Yeni ini tinggal di Desa Cangkir, Driyorejo.
Sekitar pukul 22.00, pesawat yang membawa Fitra dan rombongan lain sampai dari Jakarta. Malam itu kondisi bandara di Sidoarjo tersebut memang ramai. Banyak juga orang tua yang hendak menjemput anak atau anggota keluarga masing-masing. Pucuk dicinta ulam tiba. Sudarso akhirnya bertemu dengan Fitra. Spontan, mereka saling berpelukan.
Bahkan, Fitra sempat terjatuh saking bahagianya. ’’Kami sudah tidak memedulikan apa pun. Ketemu langsung pelukan,’’ ungkap Sudarso seperti dikutip Jawa Pos (16/2).
Bapak tiga anak itu tidak bisa menggambarkan apa-apa lagi. Bahkan, dia lupa waktu karena ternyata sudah berjam-jam menunggu anak pertamanya tiba. Mereka sampai di rumah dini hari. Sekitar pukul 01.00.
Saat menceritakan itu, Sudarso bersantai di ruang tamu.
Tidak jauh dari sisinya, tampak puluhan kotak nasi yang masih kosong. Belum diisi lauk-pauk maupun sayur. ’’Ini masih masak. Memang rencana syukuran kecil-kecilan atas kepulangan Fitra. Nanti nasinya dibagikan kepada tetangga-tetangga dan keluarga yang datang,’’ jelasnya.
Tidak lama, Fitra muncul di ruang tamu. Wajahnya terlihat segar dan sehat. Dia malah sering mengumbar senyum. ’’Baru keluar di depan rumah saja. Belum ke mana-mana. Masih pengin di rumah dulu,’’ kata mahasiswa semester terakhir Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tersebut.
Sejak Agustus tahun lalu, Fitra berada di Wuhan, Tiongkok. Rencananya, pada 2 Februari lalu, dia kembali ke Indonesia. Sebab, studinya telah selesai. Bahkan, tiket pesawat sebetulnya sudah berada di tangan. Namun, karena wabah virus korona mendadak mencuat, rencana kepulangannya tertunda. ’’Tapi, alhamdulillah semuanya sehat dan baik-baik saja,’’ ujarnya.
Fitra pun melepas kangen dengan keluarga dan terus saling berbagi cerita selama berada di Wuhan. Sesekali, Sudarso berseloroh ke Fitra. ’’Kalau kakak kelas dapat banyak pengalaman belajar di sana, Fitra ini dapat pengalaman mengerikan,’’ celetuk Sudarso, lalu tertawa.
Lelaki berkumis itu sempat mengungkapkan, dirinya pernah sekali mengeluarkan air mata ketika melakukan video call dengan putrinya tersebut. ’’Dua hari setelah Wuhan dinyatakan tertutup,’’ ungkapnya.
Saat itu Fitra mengadu bahwa teman-temannya dari negara lain sudah dijemput pemerintah negara bersangkutan.
Di asrama, tinggal rombongan asal Indonesia. Cerita itu membuat Sudarso cemas dan khawatir. Bayang-bayang anaknya bakal telantar menghantui Sudarso. ’’Tapi, syukurlah selang beberapa hari ada kabar Fitra dan rombongan Indonesia bakal dijemput,’’ terangnya.
Lalu, bagaimana pengalaman Fitra selama menjalani masa inkubasi di Natuna? Perempuan berkulit putih itu menyatakan biasa-biasa saja.
Bahkan, hidup di Natuna menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan. ’’Tidak merasa kalau sedang dikarantina. Di sana tidak membosankan,’’ tandasnya.
Silakan Berinteraksi seperti Biasa
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Gresik dr Ummi Khoiroh menyatakan bahwa pihaknya sudah memperoleh informasi kedatangan Fitra. Fitra telah dinyatakan aman dan sehat. Meski begitu, dinkes tetap wajib membantu dan mengontrol kesehatan Fitra.
’’Yang bersangkutan sudah dinyatakan sehat dan diberi kartu kesehatan setelah menjalani karantina dari Natuna,’’ ujarnya.
Dokter lulusan Universitas Airlangga (Unair) itu menjelaskan, sesuai dengan sistem surveilans, Fitra harus tetap dipantau petugas kesehatan setidaknya selama 40 hari. ’’Tetapi, ini berbeda, sudah tidak menggunakan masker dan yang lain. Pemantauan di sini sebatas pantauan umum seperti suhu tubuh,’’ jelasnya.
Ummi juga berharap masyarakat setempat tidak memberikan stigma kepada yang bersangkutan. Sebab, tidak ada masalah dengan Fitra. ’’Jadi, silakan saja berinteraksi dengan lingkungan sekitar seperti biasanya karena sudah dinyatakan aman dan sehat,’’ tuturnya.
Sebelumnya, dinkes juga memantau kondisi sebelas warga Gresik yang baru pulang dari Tiongkok. Ummi mengungkapkan bahwa sebelas warga itu pun sudah melewati masa inkubasi selama 14 hari. ’’Sudah aman dan nggak ada masalah,’’ katanya.
Sumber : Jawa Pos