INIGRESIK.COM- Presiden Joko Widodo memperkirakan bahwa smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, mampu memproduksi puluhan ton emas setiap tahun, yang sebelumnya dianggap hilang ke luar negeri tanpa proses hilirisasi.
Pernyataan ini disampaikan Jokowi saat membuka Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) dan Seminar Nasional 2024 di Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (19/9/2024).
“Freeport sendiri sudah 55 tahun beroperasi, enggak pernah mau membangun yang namanya smelter, karena yang di sana itu bukan hanya tembaga, ada barang yang lain yang harganya lebih tinggi, yaitu emas,” kata Jokowi.
Ia beranggapan bahwa kapasitas produksi smelter di Gresik akan mencerminkan jumlah emas yang selama ini diambil di Indonesia tetapi diproses di negara lain.
“Nah nanti kita punya smelter sendiri di Gresik, tahu kita berapa ton emas setiap tahun yang hilang dari tanah air Indonesia selama 50-an tahun. Perkiraan saya per tahun mungkin 40-50 ton,” ungkapnya.
Namun, Jokowi juga mengakui bahwa angka tersebut hanya merupakan dugaan dan perkiraannya. “Nanti kalau sudah berproduksi baru kita tahu betul, oh ternyata ada emasnya sekian ton per tahun,” kata dia.
Fasilitas smelter atau pemurnian tembaga milik PT Freeport Indonesia secara resmi mulai beroperasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik pada Kamis (27/6/2024). Smelter ini diklaim sebagai yang terbesar di dunia dalam kategori single line.
Smelter ini diharapkan dapat memproses bahan baku dari tambang Freeport di Timika, Papua Tengah, yang akan diangkut dengan kapal ke Gresik, mencapai 600.000 hingga 650.000 ton katoda tembaga per tahun. Selain itu, smelter ini juga akan mengolah produk sampingan dari tembaga, yaitu lumpur anoda, menjadi emas dan perak.