Kiai Ahyad dilahirkan di Desa Tajungwidoro Mengare Bungah Gresik sekitar tahun 1908 M. Ayahnya bernama H Wirai, putera H. Ibrahim, putera Thoni putera yang berasal dari Melajo Bangkalan Madura. Sementara ibunya bernama Hj Sujiah. Kiai Ahyad yang memiliki nama kecil Ahmad Lazim merupakan salah satu orang yang pertama kali membawa ajaran Aswaja dan Ideologi NU ke Mengare sebuah daerah yang terkenal dengan kuliner Bonggolan, bongko kopyor.
Dalam perjalanan hidupnya tercatat beliau pernah berguru kebeberapa Kyai antara lain K.H Toha dari Ngaren Sungonlegowo Tajungwidoro, kemudian berguru ke Madura kepada Kyai Mursyidin Desa Sumber Madura, Kiai Ahyad juga berlajar kepada Mbah Kholil Bangkalan. Setelah sekembali dari Madura melanjutkan belajar kepada K.H Faqih Pondok Pesantren Maskumambang Dukun
Kecerdasan Kiai Ahyad terlihat ketika belajar langsung di Pondok Pesantren Tebuireng dibawah asuhan K.H Hasyim Asy’ari, Kiai Ahyad bisa menghafalkan Al-Qur’an bersertaa maknanya dalam kurun waktu hanya tiga bulan, tidak heran hingga beliau dinikahkan dengan Nyai Zaenab yang tidak lain cucu dari perndiri Ormas keagamaan terbesar di Indonesia. Kiai Ahyad juga dipercaya Mbah Hasyim untuk mewakili kongres alim ulama di Magelang pada tahun 1937 M
Pada masa penjajahan Belanda, Kiai Ahyad termasuk salah satu tokoh yang getol memerangi penjajah, sehingga karena penentangan itu Kiai Ahyad masuk daftar orang yang dicari oleh kompeni
Diakhir hayatnya Kiai Ahyad mengajarsantri santrinya di Mengare, beliau juga tercatat sudah mendirikan salah satu sekolahan yang bernama MI Tsamrotul Ulum
Dikutip dari “Jagad Kiai Gresik” Karangan Ahmad Rofiq – Mataseger