INIGRESIK.COM – Ratusan massa Aliansi Vendor Barata (AVB) kembali menggelar demonstrasi di depan PT Barata Indonesia di Jalan Kapten Darmosugondo, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Rabu 13 November 2024.
Aksi hari kedua di pabrik milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini diikuti ratusan massa. Sejak pukul 8.00 WIB ratusan massa sudah memadati depan pabrik yang berbatasan dengan Surabaya tersebut.
Tak hanya membawa mobil komando dan membentangkan spanduk tuntutan, mereka juga melakukan orasi secara bergiliran menuntut PT Barata Indonesia segera melunasi pembayaran senilai Rp 2,4 triliun.
Sempat terjadi ketegangan antara massa dengan petugas keamanan dikarenakan manajemen tak kunjung keluar. Massa melampiaskan kekesalannya dengan menggedor-gedor gerbang pabrik.
Setelah beberapa lama, akhirnya perwakilan AVB dipersilakan masuk untuk menemui perwakilan PT Barata Indonesia Gresik yang diwakili Legal Wahyu, Sekretaris Direksi Sari dan Bagian Pengadaan Abror.
“Mereka berjanji mempertemukan kami dengan dengan Dirut PT Barata Indonesia Gresik dalam minggu ini,” kata Ketua Aliansi Vendor Barata (AVB) Muhammad Noer usai mediasi.
Noer berharap, pertemuan dengan Direktur PT Barata Indonesia Gresik nantinya akan membuahkan hasil yang signifikan. “Ya dari ketemuan nanti akan difinalkan pembayarannya,” ungkapnya.
Usai melaksanakan audensi, ratusan massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib sambil dikawal pihak kepolisian. “Tenda yang kami dirikan sementara sudah dibongkar,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan orang dari Aliansi Vendor Barata (AVB) perwakilan 272 vendor mitra kerja PT Barata Indonesia menggelar aksi demontrasi di depan kantor PT Barata Indonesia, Gresik, Selasa (12/11/2024).
Mereka menuntut pembayaran kontrak pekerjaan yang sudah selesai dikerjakan tapi belum terbayar dengan total sebesar Rp2,4 triliun sejak tahun 2018.
Berdasarkan penuturan para vendor, tagihan per vendor nilainya bisa mencapai miliaran Rupiah, namun mereka hanya dapat pembayaran bertahap (cicilan) dari PT Barata mulai Rp.2 juta hingga Rp.7 juta.
Dikarenakan tak ada hasil saat mediasi, AVB membuat tenda di depan pabrik Barata. Ketua DPRD Gresik Muhammad Syahrul Munir juga sempat mendatangi massa. Syahrul mengaku prihatin atas kegagalan pembayaran hutang PT Barata Indonesia Gresik kepada para vendor.
Pihaknya berharap, ada perhatian khusus dari Pemerintah Pusat. Apalagi kondisi keuangan PT Barata Indonesia yang tak memungkinkan untuk bisa melunasi hutang.