INIGRESIK.COM – Persoalan sampah selalu menjadi masalah yang tidak pernah selesai karena hampir setiap komponen yang ada di bumi ini menghasilkan residu.
Manusia dan binatang pun menghasilkan energi sampingan yang tidak berguna atau biasa disebut dengan limbah. permasalahan selanjutnya terkait paradigma masyarakat terhadap pengelolaan sampah hingga keberadaan aturan terkait pengelolahan sampah.
Indonesia sebagai negara penghasil sampah yang mencapai 68,5 juta ton pada tahun 2021 dan
mencapai 70 juta ton pada tahun 2022 menurut data tersebut Indonesia setiap tahun mengalami
peningkatan dalam memproduksi sampah.
Selain itu, Indonesia juga menduduki peringkat ke-117 dari 180 negara terbersih di dunia dengan skor EPI 37,8 dan penghasil sampah terbesar ke dua setelah negara Arab Saudi. Setiap tanggal 21 Februari diperingati sebagai hari peduli sampah nasional karena pada saat itu, terjadi longsor di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat.
Tragedi itu terjadi akibat tingginya curah hujan dan ledakan gas metana dari tumpukan sampah.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan produksi sampah nasional
mencapai 175.000 ton per hari. Rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 0.7
kg setiap harinya. Jika dihitung selama satu tahun, Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 64 juta
ton. Komposisi sampah Indonesia berupa sampah organik seperti sisa makanan dan kayu ranting
daun sebesar 57%, sampah plastik sebanyak 16%, sampah kertas 10%, serta lainnya seperti logam,
kain teksil, karet kulit, dan kaca sebanyak 17%. Produksi sampah terbanyak di Indonesia terjadi di
pulau Jawa, diantaranya Surabaya dengan berat 9185,93 ton.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2020 wilayah lautan
Indonesia sudah tercemar sekitar 1.772,7 gram sampah. Mengingat luas lautan Indonesia yang
totalnya 3,25 juta km persegi, bisa diperkirakan bahwa jumlah sampah di laut Nusantara secara
keseluruhan sudah mencapai 5,75 juta ton.
Jenis sampah yang paling banyak ditemukan adalah
sampah plastik, dengan bobot seberat 627,8 gram. Jumlah itu memiliki proporsi 35,4% dari total
sampah di laut Indonesia pada tahun 2020. Selain sampah plastik, sampah kaca dan keramik juga
terbilang cukup banyak hingga mencapai 226,29 gram atau 12,76% dari total sampah di laut,
Sampah berupa logam sebanyak 224,76 gram yang ada di lautan Indonesia, Sampah berupa kayu
202,36 gram, sampah berupa karet sebesar 110,64 gram, sampah busa plastik 56,68 gram, serta
sampah kertas dan kardus sebesar 21,86 gram.
Data dari Making Oceans Plastik Free pada tahun 2017 menyatakan Indonesia menggunakan
kantong plastik sebanyak 182,7 miliar setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, total berat sampah
kantong plastik di Indonesia mencapai 1.278.900 ton per tahun.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2021 mencatat jumlah sampah di
Indonesia yang terdiri dari 154 Kabupaten atau kota di seluruh Indonesia mencapai 18,2 juta ton per
tahun. Sampah yang dikelola dengan baik hanya sebanyak 13,2 juta ton per tahun atau 72,95%.
Sampah di Indonesia menjadi masalah utama karena banyaknya limbah yang dihasilkan oleh
masyarakat seperti pencemaran tanah, air, dan udara yang semakin meningkat. selain itu, sampah
juga dapat merusak lingkungan dan memberikan dampak buruk bagi kesehatan dengan timbulnya
berbagai penyakit yang berdampak bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Tujuan diperingatinya
hari peduli sampah adalah memperkokoh posisi sektor pengelolaan sampah di indonesia untuk
mendorong pengendalian dampak perubahan iklim yang timbul akibat sampah di tingkat paling
rendah. Adapun aturan yang terkait pengelolahan sampah dibuat oleh pemerintah terdapat pada
pasal 23 ayat (2) undang-undang nomor 18 tahun 2008.
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi sampah di indonesia salah satunya dengan
Menghindari penggunaan kantong dan botol plastik dengan cara membawa botol minum sendiri dan
membawa tas belanja sendiri. Selain itu, menerapkan sistem 3R (reduce, reuse, recycle). Sebagian
sampah di Indonesia dikelola menggunakan metode open dumping dan landfill dengan tujuan untuk
isasi dampak sampah bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Cara mengurangi jumlah sampah di Indonesia dapat dimulai dari lingkungan setempat seperti tidak
menggunakan styrofoam, tidak belanja berlebihan, dan belanja produk lokal.
Langkah tersebut dianggap efektif karena styrofoam temasuk sampah plastik yang mengandung zat
berbahaya seperti benzene dan stryene. Selain itu, styrofoam juga berbahaya bagi kesehatan dan
tidak bisa terurai di lingkungan. Masyarakat bisa mengganti dengan menggunakan biofam.
Selain itu, belanja secara berlebihan merupakan perbuatan sia-sia dan menyebabkan timbunan sampah.
Hal ini akan semakin buruk jika dilakukan sebagian besar manusia. Belanja produk lokal juga untuk
mengurangi intensitas pengiriman barang menggunakan plastik yang dapat menjadi sampah.
Kesiapan pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut dengan promosi dan edukasi untuk
memperkenalkan alternatif yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, menyediakan fasilitas yang lebih
baik untuk pembuatan dan distribusi produk lokal. Dengan itu,
Pemerintah dapat memastikan bahwa dampak positif dari mengurangi penggunaan styrofoam, belanja berlebihan, dan mempromosikan produk lokal akan tercapai dengan baik
Penulis Putri Stalis