INIGRESIK.COM – Pada waktu Sultan Muhammad I yang merupakan pemimpin kusultanan Turki Ottoman, beliau menanyakan perkembangan agama Islam kepada para pedagang dari Gujarat (India).
Dari keterangan para pedagang muslim Sultan Muhammad I mendapatkan informasi bahwa di Pulau Jawa ada dua kerajaan Hindu yaitu Majapahit dan Padjajaran.
Dari keterangan tersebut diketahui diantara para rakyat di Pulau Jawa ada yang beragama Islam tapi hanya terbatas pada keluarga pedagang Timur Tengah dan Gujarat yang menikah dengan penduduk pribumi yang sebelumnya diislamkan terlebih dahulu.
Mayoritas komunitas keluarga muslim tersebar di kota-kota pelabuhan seperti Gisik (Gresik), Tuban, Demak, Cirebon, Banten, dan sebagainya. Pada akhirnya Sultan Muhammad I mengirim surat kepada para pembesar Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara.
BACA JUGA
- Selama Tahun 2024 Ada 1221 Warga Gresik Jadi Janda Duda
- Gresik: 229 Nyawa Melayang di Jalanan pada Tahun 2024
- Perombakan Besar-besaran di Polres Gresik! Siapa Saja yang Terkena Mutasi?
- Launching Tim dan Jersey Terbaru Proliga 2025 GPPI, Inilah Daftar Nama Pemain Lengkapnya
- Melalui Musyarawah Anggota ke-10, Miftahul Arif Kembali Pimpin Komunitas Wartawan Gresik KWG
Dari surat tersebut terdapat permohonan kepada para Ulama yang mempunyai ilmu agama Islam yang sangat tinggi untuk secara ikhlas dikirim ke Pulau Jawa. Maka terkumpulah sembilan ulama berilmu tinggi.
Pada tahun 808 Hijrah atau 1404 Masehi para ulama itu berangkat ke Pulau Jawa. Mereka adalah :
1. Syekh Maulana Malik Ibrahim
Berasal dari Turki, ahli mengatur negara. Berdakwah di Jawa bagian timur, wafat di kota Gresik, Jawa Timur pada tahun 1419 M. Makamnya terletak sekitar 300 meter sebelah selatan Alun-alun Gresik. 2. Syekh Maulana Ishaq Berasal dari Samarqand (dekat Bukhara – Rusia Selatan), ahli pengobatan.
Berdakwah di Jawa bagian timur, setelah tugasnya di Jawa selesai Syekh Maulana Ishaq melanjutkan dakwahnya ke Pasai dan wafat disana. Beliau merupakan ayahanda Syekh Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri) 3. Syekh Maulana Ahmad Jumadil Kubro Berasal dari Mesir, Beliau berdakwah di Jawa bagian timur.
Makamnya di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Beliau merupakan kakek Sayyid Ali Murtadho “Raden Santri” (Sunan Gisik, Gresik) dan Sayyid Ali Rahmatullah “Raden Rahmat” (Sunan Ampel, Surabaya).
4. Syekh Maulana Al Maghrobi
Berasal dari Maghrib (Maroko), Beliau berdakwah di Jawa bagian Tengah. Wafat pada tahun 1465 M. Makamnya di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.
5. Syekh Maulana Malik Isroil
Berasal dari Turki, ahli mengatur negara. Beliau berdakwah di Jawa bagian tengah. wafat tahun 1435 M. Makamnya di Gunung Santri.
6. Syekh Maulana Ali Akbar
Berasal dari Persia (Iran), ahli pengobatan. Berdakwah di Jawa bagian barat. Wafat tahun 1435 M. Makamnya di Gunung Santri.
7. Syekh Maulana Hasanuddin
Berasal dari Palestina. Berdakwah di Jawa bagian barat. Wafat tahun 1462 M. Makamnya di samping Masjid Banten lama.
8. Syekh Maulana Aliyuddin.
Berasal dari Palestina. Berdakwah di Jawa bagian barat. Wafat tahun 1462 M. Makamnya di samping Masjid Banten lama.
9. Syekh Subakir
Berasal dari Persia, ahli ekologi Islam. Beliau berdakwah keliling, setelah tugasnya selesai beliau kembali dan melanjutkan dakwah di Persia. Pada tahun 1462 M dan wafat disana Perlu diketahui bahwa anggota Wali Songo mengajarkan Islam Ahlussunah wal Jama’ah sesuai pesan Rasulullah SAW dalam sebuah hadistnya.
Disini negeri Persia (Iran) masih dalam naungan Islam Ahlussunah wal Jama’ah.
bersambung…