INIGRESIK.COM – Junk food adalah makanan tidak sehat yang tinggi kalori dari gula atau lemak, dengan sedikit serat makanan, protein, vitamin, mineral, atau bentuk nilai gizi penting lainnya. Definisi yang tepat dapat berubah dari waktu ke waktu.
Istilah junk food dimulai tahun 1972 yang popularitasnya berasal dari sebuah lagu berjudul Junk Food Junkie oleh Larry Groce yang populer tahun 1976. Sementara dari sisi akademisi, penemuan istilah junk food pertama kali digunakan oleh Michael Jacobson, yaitu direktur Pusat Sains Untuk Kepentingan Umum pada tahun 1972.
Kenapa disebut junk food?
Dilansir dari SehatQ, makanan junkfood adalah sebutan untuk makanan yang minim kandungan gizi, tapi tinggi natrium, lemak, gula, dan perisa makanan lainnya. Junk food memang cukup erat dan sering disandingkan dengan fast food yang diolah secara cepat dan instan, sehingga kurang tercukupi variasi nutrisinya.
BACA JUGA : Munculnya Varian Baru,Berikut Gejala dari Virus Corona Varian Omnicron XBB
Di balik segala kenikmatannya, makan junk food bisa meningkatkan risiko kesehatan. penyakit jantung, stroke, Obesitas, depresi, masalah pencernaan, kanker, dan diabetes tipe 2 adalah efek dari makan junk food terlalu banyak.
Menurut Kemenkes tubuh yang kekurangan nutrisi penting akibat konsumsi junk food juga mengalami dampak buruk junk food bagi kesehatan tubuh di bawah ini:
1. Serangan jantung dan stroke
Makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh bisa memicu penyumbatan arteri. Kondisi ini disebut aterosklerosis, dan bisa menyebabkan serangan jantung serta stroke
2. Tekanan darah tinggi
Dikenal juga dengan hipertensi, bahaya junk food ini bisa terjadi akibat konsumsi natrium atau garam berlebihan. Biasanya, makanan ini terasa asin sehingga tinggi natrium. Hipertensi ini juga meningkatkan risiko penyakit jantung.
3. Kanker
Bahaya junk food terutama jenis processed meat atau daging olahan, seperti sosis, daging asap dan bacon, juga meningkatkan risiko kanker, terutama kanker usus besar.
4. Diabetes
Bahaya Junk food yang tinggi kalori dan rendah vitamin dan serat, bisa membuat kadar gula darah naik drastis. Selain itu, makanan tidak sehat ini juga mengandung lemak trans yang
memicu penumpukan lemak pada perut.
Hal ini membuat hormon insulin tidak bekerja dengan optimal (resisten insulin) sehingga gula darah pun tidak terkendalikan dengan baik.
5. Gangguan ginjal
Kandungan natrium di dalam makanan ini diketahui cukup tinggi. Hal ini ternyata dapat berdampak buruk bagi kinerja ginjal. Jika sudah terkena gangguan ginjal, tubuh jadi tidak dapat menyaring racun dalam darah dengan baik.
6. Kerusakan hati
Jika Anda terbiasa mengonsumsi makanan tidak sehat tanpa berolahraga sama sekali sama saja dengan terbiasa mengonsumsi alkohol. Bahaya junk food dapat menyebabkan kerusakan jaringan parut dalam hati sehingga hati tidak dapat bekerja secara optimal.
7. Kecanduan junk food
Saat makan junk food, otak langsung mengingatnya bila Anda menyukainya. Jadi, otak pun selalu mengingat makanan iin membawa kebahagiaan dan membuat Anda makan lebih banyak.
Padahal, semakin banyak konsumsi, semakin banyak bahaya yang akan Anda alami.
8. Kerusakan gigi
Bahaya junk food yang tinggi gula rupanya membuat gigi cepat rusak. Sebab, gula mampu menurunkan pH mulut sehingga makin asam.
Cara mengontrol asupan junk food
Beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi makan makanan rendah nutrisi adalah:
1. Coba makan di jam makan saja tanpa gangguan aktivitas lainnya, misalnya tidak makan saat menonton TV, jadi hanya makan tanpa ada melakukan kegiatan lainnya bersamaan.
2. Buat rencana makan, gunanya agar konsumsi makan dan minuman harian dapat diatur dan mengurangi “lupa” bila sudah makan sebelumnya.
3. Minum air putih yang cukup, rasa haus dan lapar kerap kali terasa mirip. Jadi, pastikan Anda sudah terhidrasi dengan cukup agar mengurangi rasa “lapar palsu”.
4. Tidur nyenyak, kurang tidur membuat hormon ghrelin atau hormon lapar meningkat. Jadi, pastikan Anda tidur cukup untuk mengurangi rasa lapar berlebih sehingga ingin makan makanan ini secara berlebihan.
5. Kelola stres, stres bisa memicu hasrat ingin makan sebagai upaya untuk melupakan tekanan sesaat. Jadi, sebaiknya kendalikan beban dengan baik, salah satunya dengan yoga, meditasi, dan menulis jurnal harian.