INIGRESIK.COM – Kyai Sindujoyo yang bernama asli Bangaskarto adalah putra Kyai Kening dari Dusun Kelating, Lamongan. Beliau merupakan salah satu santri Syekh Maulana Fatichal (Sunan Prapen).
Pada mulanya Abdullah salah seorang santri sekaligus calon menantu Sunan Prapen terbunuh oleh petinggi Desa Kelating akibat kesalah fahaman.
Abdullah dicurigai sebagai pelaku teluh atau tenung, padahal kehadirannya di Desa Kelating sekedar singgah karena larut malam dalam usaha menempuh perjalanan pulang ke Cirebon dengan maksud akan menyampaikan pesan Sunan Prapen pada Ayah dan Ibunya agar segera meminang putrid Sunan Prapen untuk dirinya.
BACA JUGA
- Satlantas Polres Gresik Gelar Aksi Berbagi Kepada Masyarakat
- Minyakita langka di Gresik, Pedagang Kesulitan Mendapatkan Pasokan
- Pemkot Surabaya Permudah Pengurusan Adminduk Bayi Baru Lahir dalam 1×24 Jam
- Polrestabes Surabaya Ungkap 236 Kasus Narkoba Senilai Rp10,9 Miliar
- Petani di Tuban Serang Mantri Hutan akibat Sengketa Lahan
Abdullah terbunuh ketika sedang menjalankan Sholat bersama sepupuhnya yang bernama Sahid. Beruntung Sahid meloloskan diri. Hal ini ditenggarai akibat gerakan Sholat merupakan hal yang aneh bagi masyarakat Desa Kelating yang dianggapritual ilmu hitam, bahkan gerakan sujud dianggap seperti celeng (babi Ngempet).
Hal ini disebabkan ajaran islam belum sampai merambah di desa ini, sehingga lihat orang sholat disamakan denga orang sedang melakukan “teluh” atau santet.
Berita terbunuhnya Abdullah oleh petinggi Desa Kelating telah disampaikan pada sunan Prapen oleh Sahid yang lolos dari maut akibat keberingasan warga Desa Kelating.
Mendengar peristiwa itu Sunan Prapen menyesalkan dan marah kepada petinggi desa kelating. Sunan Prapen mengutuk warga Kelating sebagai manusia yang gemar makan daging celeng.