INIGRESIK.COM – Tari Tayung Raci merupakan sebuah kesenian tradisional khas Gresik yang mati suri hampir selama 30 tahun. Tarian warisan leluhur desa itu seolah hilang ditelan zaman bahkan tak lagi terdengar keberadannya. Nama Tayung Raci tidak dapat dilepaskan dengan Desa Raci Kulon.
Desa Raci Kulon adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Memiliki luas wilayah sekitar 257 hektar dengan julah penduduk sekitar 735 jiwa.
Menurut sejarah tutur turun temurun, tarian Tayung Raci menggambarkan kepahlawanan seorang senopati yang gagah berani dalam menghadang dan berperang melawan penjajah.
BACA JUGA
- Hadiah Anniversary Gresik United ke-19 Raih Poin Lawan RANS Nusantara
- Berkat Tiga Inovasi Ini BUMDES Desa Yosowilangun Sukses Raih Juara Satu Tingkat Kabupaten Gresik
- Gresik di Musim Hujan: Wisata Indoor yang Wajib Dikunjungi
- Daftar Sekolah Menengah Pertama Terbaik di Gresik untuk Pendidikan Berkualitas
- Jalur Zonasi Pada Sistem PPDB Kemungkinan Akan Dihapus Tahun 2025!
Masih menurut sumber yang sama Tarian ini mengisahkan seorang demang yang mempunyai kemampuan 7 wira loka atau 7 olah keprajuritan dengan menghimpun sebuah kekuatan guna menggalang pemuda-pemuda desa di tanah perdikan yang bernama ‘Raci Nggobang’ yang kini dikenal dengan nama Raci Kulon.
Dengan kemampuan bela diri, atas perintah Adipati Sidayu beliau diperintahkan mendidik serta melatih prajurit di tanah perdikan dan mendapat gelar “Pangeran Sindupati” dan pada akhirnya mendapat anugerah gelar “Ki Demang Sindupati” Seni budaya Tari Tayung Raci ini biasanya di mainkan oleh 21 orang dengan membawa perlengkapan senjata tombak sebagai alat peraganya.
Pagelaran seni tari Tayung Raci ini semakin elok dan indah oleh pepaduan tetabuhan gendang, kenong dan tanjidr (beduk) yang melambangkan keharmonisan yang mengiringi setiap langkah penari yang berbekal “Tombak Wijil Trunojoyo” yang melambangkan gagah beraninya prajurit Kademangan Raci Gobang.
Salah satu penari Tayung Raci ini ada yang memerankan Demang Sindupati, dengan menunggangi seekor kuda putih dan dikawal oleh para prajurit. Tayung Raci ini juga di ikuti oleh seorang penari yang berperan sebagai macan dengan nama Singo Wanoro. Tayung Raci ini disetiap gerakan selalu diikuti dengan pujian Sholawat Nabi atau nyayian gending-gending mijil sesuai dengan acara yang ada.
Di kancah Nasional Tari Tayung Raci dikenal dengan nama Tari Tayung Giri, oleh PT Semen Gresik tarian ini dipopulerkan dan ditampilkan di TMII Jakarta. Selain itu pernah juga ditampilkan di Taman Hiburan Remaja (THR) Surabaya di tahun 1987. Pada tahun 2014 tarian ini kembali dipopulerkan dengan penampilannya di Wahana Ekspresi Poeponegoro (WEP) Gresik.
Sumber gambar : Journal.isi.ac.id