Letak Geogafis kecamatan Duduksampeyan berlokasi tepat disebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan, utara berbatasan dengan Kecamatan Manyar, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Benjeng, dan timur berbatasan dengan kecamatan Cerme dan Kecamatan Kebomas.
Dalam bahasa jawa, kata “duduk” bisa berarti “bukan” atau bahkan “lenggah”, sedangkan dalam kata “sampean” bisa berarti “kamu”, “koe” atau dalam bahasa halusnya “panjenengan”. dua kata ini yakni “duduksampean”, bila disebutkan pada orang lain bisa diartikan bermacam-macam tergantung pemaknaan dari orang tersebut. Akibatnya adalah pengertian ambiguitas, makna yang lebih dari satu tergantung orang yang membacanya atau mendengarnya.
Sebagai daerah yang terlintasi jalur kereta api Duduksampeyan memiliki sejarah yang perlu kita ketahui bersama, dari salah satu foto udara terlihat suasana stasiun duduk dengan terlihat ada satu lokomotif uap yang sedang berjalan. dan foto pasar duduk yang di waktu itu pasar duduk masih berupa bangunan semi permanen yang terbuat dari bambu-bambu dan beberapa masih beratapkan alang-alangMinimnya informasi tentang sejarah kecamatan ini sungguh disayangkan apalagi generasi tua atau generasi pendahulu kita sudah banyak yang uzdur bahkan meninggalkan kita tanpa ada peninggalan-peninggalan catatan secara rinci tentang sejarah Duduksampean ini. Sedikit terhapusnya sejarah masa lalu Duduksampean ini juga bisa dilihat dari hilangnya peninggalan dan jejak masa lampau, memang tidak semua bangunan atau sebuah peninggalan masa lalu disebut sejarah, namun peninggalan tersebut merupakan bukti dari masa lampau yang seharusnya bisa kita jaga meski kita tidak bisa pungkiri akan kemajuan suatu peradaban.
Perkembangan kecamatan duduksampean begitu dinamis dan tergolong cepat, hal ini dikarenakan kecamatan duduksampean dilintasi jalur utama trans jawa yang membuat efek yang cukup berarti dalam perkembangan daerah, baik itu berupa perubahan yang bersifat positif maupun negatif. Dahulu,
Kecamatan Duduksampean dan kecamatan Cerme ketika jaman penjajahan belanda menjadi satu karesidenan dan dijadikan poros utama perekonomian selain gresik kota tua, hal ini bisa dibuktikan dengan adanya tiga stasiun dalam satu karesidenan yakni Stasiun Duduk, Stasiun Sumari dan Stasiun Cerme.
Ketika jaman penjajahan jepang, keberadaan stasiun sumari mulai dihilangkan dan kemungkinan besi rel yang ada dipakai untuk pembuatan senjata.
Peta Stasiun Sumari |
Dari peta yang terbit tahu 1923 diatas tertulis st Sumari (stasiun Sumari) yang merupakan merupakan stasiun percabangan menuju stasiun gresik kota tua/pelabuhan yang jalurnya sekarang menjadi jalan warga dan rumah warga.
Stasiun sumari ini adalah salah satu nadi penting penyokong perdagangan dari pelabuhan gresik yang dulu merupakan salah satu pelabuhan tersibuk dan terpenting di daerah jawa timur selain palabuhan kalimas, alur transportasi ini yang menggunakan moda kereta uap ini ditujukan ke arah wilayah barat yakni lamongan, babat, bojonegoro, mojokerto, jombang dan daerah lain
Desa Ambeng Ambeng |
Perempatan Bunder Tempo Doleoe |
Sumber Foto : Marine Luchtvaart Dienst Indiƫ
Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde /
Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies (KITLV) lain.
Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde /
Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies (KITLV) lain.
– http://smpypi-nasrulumam.blogspot.com