INIGRESIK.COM – Arkeologi perkotaan memiliki kajian utama dalam totalitas kota sebagai situs hunian dengan interaksi antara lingkungan sosio-kultural dan ekologi setempat.
Tata kota adalah sistem multi dimensi antara keagamaan, sosial, dan budaya, serta hubungan dengan lingkungan dalam penataan multi komponen kota dalam ruang-ruang tertentu. Adapun komponen dan tata ruang kota Gresik sebagai berikut.
Jaringan jalan pada mulanya bertujuan untuk dimanfaatkan sebagai akses menuju tempat-tempat penting di kota, misalnya untuk jalan internal dari pusat pemerintahan menuju pelabuhan, pasar, serta masjid.
Sedangkan daerah eksternal dimanfaatkan sebagai akses menghubungkan Gresik dengan daerah sekitarnya seperti Giri, Sidayu, Ampeldenta (Surabaya), dan sebagainya.
BACA JUGA
- Satlantas Polres Gresik Gelar Aksi Berbagi Kepada Masyarakat
- Minyakita langka di Gresik, Pedagang Kesulitan Mendapatkan Pasokan
- Pemkot Surabaya Permudah Pengurusan Adminduk Bayi Baru Lahir dalam 1×24 Jam
- Polrestabes Surabaya Ungkap 236 Kasus Narkoba Senilai Rp10,9 Miliar
- Petani di Tuban Serang Mantri Hutan akibat Sengketa Lahan
Hal ini diperkuat kalimat Weg na Bonganie yang berarti jalan ke Bongani pada peta tahun 1775. Adapun juga terdapat transportasi air baik melalui sungai ataupun laut.
Masjid Jamik Gresik tampak pada peta tahun 1775, tetapi dengan penyebutan tempel, letak Pasar Gresik sebagai pusat dagang utama di kota Gresik berada diarah barat laut Alun-alun Gresik, yakni sekitar 500 meter dalam garis lurus, di dekat aliran Sungai. Tidak dijumpai artefatual yang mengambarkan pertahanan keamanan bagi kota Gresik.
Alun-alun Gresik terdapat dalem yang diartikan sebagai kadipaten Gresik sebagai pusat pemerintahan. Sebelah utara Alun-alun terdapat 5 daerah, yakni Bedilan (Wunut), Kemuteran, Kebungson, Blandhongan, dan Pekelingan.
Untuk kawasan Bedilan yang dulunya dikenal istilah Wunut sebagai pemukiman yang dulunya merupakan keluarga besar dari Raden Santri (Sunan Gisik) kakak kandung Sunan Ampel. Sunan Gisik merupakan seorang pelopor penyebar agama Islam di NTB, Madura, dan Gresik.
Sebelah barat Alun-alun ada kawasan bernama Kauman, dulunya kawasan ini merupakan pemukiman khusus alim ulama. Sedangkan kawasan Trate dulunya merupakan telaga yang banyak ditumbuhi tanaman teratai.
Sebelah tenggara Alun-alun terdapat kampung Arab yang dulunya banyak ditempati warga berkebangsaan Arab dengan tokoh sentral Syeikh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik).
Sedangkan didaerah timur Alun-alun terdapat pecinan (kampung Cina) yang dulunya banyak ditempati warga berkebangsaan Cina. Disebelah selatan terdapat kawasan Gapura dimana terdapat makam Syeikh Maulana Malik Ibrahim beserta kerabat dan santrinya yang bersebelahan dengan makam bupati Gresik sebelum abad XX.